Minggu, 23 Januari 2011

Miskatul haya’( Cermin malu)

Menyusuri relung batin dalam dzikirku , mencoba menguak asal usulku, mendadak aku terjerebam manakala sebuah cermin yang entah berasal dari kedalaman ruang batinku yang disebelah mana tiba-tiba muncul begitu saja dihadapan jiwaku.
Dalam cermin itu aku melihat sosok kecil berkepala besar bermata satu tengah melotot padaku, aku juga melihat taring muncul mencuat disela-sela bibirnya., tangannya bercakar mirip srigala, berkaki kuda dan bertanduk rusa.
Aku ketakutan tapi aku tak mampu untuk berlari. Aku hanya bisa terpaku diam dengan mata yang tak juga aku mampu memejamkannya.,seolah ada kekuatan yang tak nampak yang memaksa aku untuk menatap sosok yang menyeramkan yang hadir dalam cermin itu.
Aku memberanikan diri untuk bertanya “ siapa kamu? Jangan menakutiku seperti ini.!”
Tiba-tiba sosok itu menjawab dengan suara yang lembut, seolah kontras dengan penampilannya yang begitu menyeramkan “Akulah dirimu yang hadir dalam cermin haya’ dalam alam batinmu.”
Akulah wujud jiwamu hai saudaraku, Kenapa engkau takut dan jijik padaku? Bukankah penampilan bentuk ini adalah atas kemauanmu sendiri? Tanduk rusa dikepalaku adalah penjelmaan dari berjuta-juta kesumpekan fikiranmu akan ambisimu terhadap dunia ini.
Mataku yang Cuma sebelah adalah perwujudan atas pandangan mu akan keuntungan pribadimu, engkau hanya memandang apa yang menguntungkanmu saja tanpa peduli kepentingan orang lain.
Taring yang tumbuh adalah perwujudan akan ke inginanmu untuk menghabisi siapa pun yang tak setuju dengan keinginan dan pendapatmu, cakarku adalah perwujudan dari keusilanmu dan kebuasanmu untuk mencakar habis siapapun yang menghalangimu dalam menikmati kepentingan dunia.
Kaki kudaku adalah bentuk dari keinginanmu yang selalu menuruti akan nafsu syahwatmu saja. Saudaraku aku sengaja hadir di cermin ini menemuimu untuk mengingatkanmu rubahlah aku… dengan sujud pada penciptamu, bacalah kitabNya agar engkau tahu tujuan hidupmu. … agar kita bisa menghadapNya kelak dengan bentuk yang baik….
Sosok itu pun berlahan lenyap seiring dengan akhir kalimatnya yang menggema .
Meninggalkanku dalam kesendirian yang sunyi.
Aku termenung …..dan entah mengapa mendadak airmataku menetes aku terisak


By ; Fadil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar