Minggu, 23 Januari 2011

Jiwa Burung

Burung-burung kecil yang dilahirkan dalam gelegar petir dan kabut zamannya itu…..
Kini telah tumbuh besar ..bahkan ada yang telah beranak pinak….mereka ada yang menjelma jadi burung hantu..yang hanya keluar diwaktu malam manakala mentari kebenaran telah terbenam , mata jiwa mereka terasa perih….terkena kilaunya. Mereka berfikir kebenaran hanya akan menghalangi mereka dalam memenuhi rasa lapar jiwanya…
Ada pula diantara mereka yang menjelma menjadi burung-burung gagak menggantikan gagak-gagak sebelumnya, bulu mereka begitu hitam kelam. Suara mereka pun begitu paruh dan kadang terdengar riuh manakala berbaur dengan sesamanya. Mereka enggan memangsa daging yg baik dan segar, bagi mereka bangkai terasa nikmat….
Ada pula dari mereka yang tumbuh menjadi burung pipit, yang terbang berbondong-bondong dengan kawanannya. Mereka selalu ribut memamerkan kelompoknya dan menyombongkannya dikalangan burung lain.
Ada pula dari mereka yang tumbuh menjadi Burung-burung bangau yang bulunya begitu putih, mereka tampak anggun seperti pertapa dalam diamnya, mereka tenang dalam sungai-sungai duniawi mata mereka seolah tajam menembus kedalaman kearifan sungai-sungai itu… tapi jauh dalam lubuk hatinya mereka begitu haus akan ikan-ikan bendawi
Ada pula dari mereka yang menjelma menjadi burung merak, yang sibuk memamerkan bulu-bulu keindahan materialistis kejeniusan syahwati.tapi mereka pun tak pernah mampu terbang tinggi menembus langit langit ruhani, mereka tak akan pernah mampu mengarungi apalagi merasakan nuansa kelapangan kecintaan ilahi- karena sayap- sayap mereka yg penuh dengan gemerlap syahwat duniawi terlalu membebani mereka untuk melesat menembus langit – langit rubbuhbiyah.
Adapula dari mereka yang tumbuh menjadi Rajawali-rajawali muda , yang gagah dalam mengepakkan sayap semangat mereka mengarungi dirgantara ilahiyah , mata mereka bercahaya manakala sinar-sinar kebenaran hakiki menyentuh matahati mereka. Mereka bersuara lantang meneriakkan haaaq haaq…..tapi mereka … tinggal jauh diatas tebing-tebing ruhani karena semua burung enggan dan takut mendekati mereka…mereka diasingkan para burung karena mereka hanya berbicara Haaaaq haaaaaq. Tapi sesungguhnya mereka tak pernah terasing karena bagi mereka cukuplah Al haq yang menemani mereka.


by fadhil ayah ifor & Bia...malang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar