Minggu, 23 Januari 2011

catatan dari seorang teman

Dari Wabishah bin Muabad al jahni
aku mendengar Rosulluloh berkata :” Ya Wabishah,tanyalah kepada hati dan jiwamu, bahwa arti ibadah adalah apa yang hati sanubari dapat tenang serta dapat pula tentram karenannya.
Sedangkan dosa adalah apa yang membawa kepada keraguan hati dan yang membuat bimbang dalam dada sekalipun manusia pada umumnya membenarkan .

Hadits Qudsi
Telah berdusta bagi siapa yang mendakwahkan kala ia mencintaiku namun apabila malam telah mengunjungi ia pun telah nyenyak melalaikan Aku,
bukankah setiap pecinta merindukan untuk menyendiri dengan kekasihnya? Aku dekat kepada para pencintaKu dapat mendengarkan rahasia serta keinginan mereka serta pengaduan mereka.
Mereka selalu memperhatikan teduhan-teduhan pada siang hari,sebagaimana sang pengembala yang sangat berkasih sayang kepada gembalanya. Mereka sangat mencita-citakan terbenamnya matahari, sebagaimana burung-burung merindukan sarangnya disaat terbenamnya matahari. Apabila malam menjelang dan gelap gulita telah merambah, dihamparkan permadani-permadani, ditegakkan ranjang-ranjang dan telah menyendiri setiap kekasih dengan kekasihnya. Merekapun menegakkan bagiKu tapak-tapak kaki dan menghantarkan wajah-wajah seraya bermunajah dengan tutur kataKu dan berdo’a dengan karuniaKu. Maka akan Kuberikan kepada mereka sehingga dapat mengabarkan tentang diri Ku sebagaimana Aku mengabarkan tentang diri mereka. Barang siapa yang aku menghadapinya dengan wajahKu niscaya takkan dapat diketahui oleh sesuatupun apa yang hendak Kuberikan kepadanya dari karunia dan kebaikanKu.

Maqam ridha
Ridha terbagi atas tiga derajat ( tingkatan ), yaitu :
1. Keridhaan para awam kepada Alloh sebagai Rab ( Maha pendidik ), ridha kepada agama islam dan ridha kepada Rosululloh Saw. Yang demikian itu merupakan rotor ( roda penggiling ) bagi agama dan persiapan menuju iman serta pensucian dari syirik yang besar. Kesemuanya itu dapat disahkkan dengan suatu syarat, yaitu agar Alloh dijadikan sesuatu yang paling dicintai oleh seorang hamba.
2. Ridha kepada Alloh dengan segala apa yang ditentukan dan ditakdirkan.
3. Ridha dengan semua apa yang meridhokan Alloh dan hamba tidak dapat melihat pada dirinya sendiri kemurkaan maupun kerelaan.

Alloh berfirman :
“Alloh Ridho kepada mereka dan merekapun ridho terhadapNya”.
Ridha adalah sesuatu yang paling tinggi tentang berbagai maqam orang-orang yang didekatkan, sekaligus pertimbangan demi menjelaskan tentang yang dicintai oleh Alloh dari para pencinta.






Rosululloh berwasiat dengan lima perkara, Agar menjadi sempurnalah sifat-sifat kebaikan yang kalian miliki :

1. Janganlah menghimpun sesuatu yang tidak akan dapat memakannya.
2. Janganlah membina sesuatu yang tiada dapat kamu mendiaminya.
3. Janganlah tertarik pada sesuatu yang pada keesokan harinya akan meninggalkannya.
4. Hendaklah bertaqwa kepada Alloh yang kepadaNya semua makhluk akan kembali.
5. Hendaklah menginginkan sesuatu yang akan menjadikan seorang hamba dekat kepadaNya.

Pada Hadis yang lain Rasululloh Saw bersabda :
“ Apabila Alloh telah mencintai seorang hamba, niscaya ia diuji olehNya. Kalau ia berlaku sabar, niscaya diterimaNya. Namun apabila ia ridho,niscaya dipilihNya ( menjadi hamba pilihan )”.

Seorang hamba harus senantiasa memohon kepada Alloh agar hati sanubarinya dikekalkan atas ridho dengan gadha dan takdir. Karena sesungguhnya, yang demikian itu merupakan kesempurnaan iman.

Abu Darda telah berkata : puncak yang paling tertinggi tentang keimanan adalah sabar terhadap hukum dan ridha (rela) dengan takdir.

Abu Sulaiman Ad Darani mangatakan : Bahwasanya aku telah memperoleh dari setiap maqam suatu keadaan, kecuali maqam ridho. Tiadalah bagi diriku daripadanya, melainkan hanya sedikit. Lalu mengetahui bahwa maqam ridho itu khusus bagi orang-orang yang dicintai dari ahli “ As Sabiqih “ (yang terduhulu). Andai kata para makhluk (kesemuanya) dimasukan kedalam surga dan Alloh memasukkan aku kedalam api neraka, niscaya aku ridho.

Dan ditanyakan kepada Umar bin Abdul Aziz, apakah yang anda inginkan ? Maka ia pun menjawab : Apa yang ditetapkan oleh Alloh bagi diriku itulah yang terbaik.

Al Junaid telah ditanya tentang pengertian ridho. Maka ia pun menjawab : Ridho (rela) adalah penghapusan segala urusan ikhtiar.

Dzunnun telah mengatakan : ridho (rela) adalah kesenangan hati sanubari dengan berbagai kejadian dari gadha dan takdir Alloh.

Ibn Athaillah mengatakan : Keridhoan adalah, apabila pandangan hati sanubari terhadap apa yang dipilihkan Alloh adalah itu yang terbaik bagi dirinya.

Al Ustadz Abu Ali Addaggag telah mengatakan : Ridho bukannya tidak akan merasakan penderitaan (malapetaka), akan tetapi jangan sampai menentang atas hukum dan gadha serta takdir Alloh. Oleh karenanya, seorang hamba dapat menelan dengan mudah kebahagiaan dan kesengsaraan.


PATUH DEMI MENCAPAI KESENANGAN

Patuh kepada Alloh. Adalah suatu keberhasilan diri dan rasa tenang kepada pemeliharaan serta memohon kepada bantuan Nya.Muthrif bin Asy Syukhair telah menulis sepucuk surat kepada Uman bin Abdul Aziz ra, agar menjadikan kepatuhan terhadap Alloh sebagai kegembiraan anda kepadaNya.
Dalam kesendirian, mereka sangat patuh dibandingkan dengan kebanyakan manusia.
Patuh terhadap Alloh, dalam hal ini dibagi menjadi tiga tingkatan :

1. Merasa patuh (senang) dengan dzikir, merasa sunyi dengan kelengahan, merasa senang dengan berlaku taat dan merasa sunyi dari perbuatan maksiat.
2. Merasa patuh kepada Alloh dan sunyi dengan apa yang selainNya dari tantangan serta lintasan hati yang memasyugulkan (menzhalimi).
3. Merasa patuh dan senang bersama hadirnya para makhluk dengan peribadinya. Tiada dapat digaibkan pada sisi yang demikian itu oleh sesuatu apapun.


Diambil dari…Terjemah kitab “ Jamharotul aulia..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar