Minggu, 30 Januari 2011

Keadilan Tuhan....

Seorang pengembara yang mencari kebenaran, suatu ketika berhenti di sebuah pohon beringin besar....pengembara ini kemudian duduk bersandar pada batang pohon beringin tersebut...tanpa sengaja matanya menatap buah yang tergantung pada ranting pohon beringin tersebut yang tampak tidak sebanding dengan pohonnya yang begitu gagah dan besar...dia lalu bergumam dalam hatinya...Betapa tak adilnya Tuhan .membikin pohon beringin dengan pohon yang besar tetapi berbuah kecil..
Ketika agak lama bersandar tiba-tiba di lihatnya seekor kuda yang berjalan dikendarai seseorang.Pengembara itupun kemudian membati alam hatinya..ah betapa tak adilnya tuhan...burung yang kecil diberi sayap tetapi kuda yang besar malah tak diberi sayap,di antara angin sepoi ditambah dengan tubuh yang letih tanpa disadari kemudian tertidurlah pengembara itu dengan tetap bersandar pada batang pohon beringin.
Tak lama kemudian jatuhlah sebiji buah beringin dan tepat mengenai hidung si pengembara...terbangunlah si pengembara dari tidurnya....sambil memijit-mijit hidungnya..ketika berjalan baru beberapa langkah..jatuh tepat mengenai pundaknya kotoran burung pipit..
pengembara itu pun merenung..lalu terbayanglah olehnya...seandainya saja buah beringin itu besar..tentu tewaslah ia karena kejatuhan buahnya..untunglah buah beringin kecil...seandainya kuda bersayap..lalu buang kotoran dari udara..tentu betapa akan menjadi kacau mereka yang di bawah...lalu menangis dan memohon ampunalah si pengembara..atas kekurangajarannya telah mengomentari yang tidak-tidak terhadap keadilan Tuhan....
sahabat...renungi kisah diatas....kadang kita sering merasa tuhan tidak adil pada kita...atas apa-apa yang menimpah kita entah itu bernama putus cinta. lambat jodoh,..hidung kurang mancung,..orangtua ,.atau orang yang kita kasihi pergi,..atau kecelakaan....,tetapi setelah kelak kabut ke tak fahaman mulai hilang dari akal fikiran kita,barulah kita dapat melihat betapa semua peristiwa didunia terjadi atas keadilanNya yang sangat sempurna.
." Tuhanku...tiadalah sesungguhnya Engkau ciptakan ini dengan sia-sia..
Maha Suci Engkau...."( Q>S Al Imron 190-191)



By Ayah Ifor & Bia....saat di tunggu i istrinya sambil baca koran malam-malam

Sabtu, 29 Januari 2011

Kelelawar, burung hantu dan burung pipit

Ketika duduk diteras rumah di malam hari aku melihat kelebat kelelawar disusul burung hantu. Lama aku merenung apa maksud dibalik kelibatnya dua makhluk itu.
Dalam perenunganku mendadak aku tersadar bahwa kedua makhluk tersebut memiliki kesamaan yaitu tidak menyukai sinar matahari karena akan silau dan perih pandangannya serta menghalangi dalam mencari makan. Karena mereka memang diciptakan dengan mata yg tidak kuat memandang cahaya matahari, demikian halnya dengan manusia yg bertipe kelelawar atau burung hantu , mereka sangat takut dengan ayat-ayat kebenaran yg datang dari sang Maha Benar. Karena mereka berpikir ayat-ayat kebenaran atau cahaya kebenaran akan menghalangi mereka dalam mencari atau menumpuk makana serta harta benda. Untuk itulah mereka membeci & menjauhi cahaya kebenaran dan lebih suka dalam kegelapan hawa nafsunya yang kadang lebih suka menamakan diri mereka atas nama aku, kepentinganku dan masa depanku. Seperti halnya burung hantu & kelelawar yg sangat gesit dalam mencari makan didalam kegelapan, demikian juga dengan mereka sangat ahli dalam mencari kesempatan didalam menumpuk harta mereka dengan menggunakan selubung kegelapan nafsu aku mereka.
Berbeda dengan burung murai,burung pipit dan burung-burung lainnya yg keluar disiang hari justru pandangan mereka sangat lemah di dalam kegelapan karena Alloh menciptakan mereka lebih kuat dalam menangkap sinar matahari. Seperti itu halnya manusia yg diciptakan oleh Alloh dengan mata hati yg mampu membaca Ayat-ayat kebenaran dari sang Maha Benar, mereka bergerak dengan sangat leluasa dan mereka bergerak dengan nyaman dalam mencari makan dalam sorotan cahaya kebenaran.Mereka merasa bahwa aturan-aturan yg dibikin sang Maha Cahaya adalah sangat menyenangkan dan memandang memang harus seperti itulah manusia harus berada dalam sorotan cahaya kebenaran Tuhannya. Orang-orang yg seperti ini sangat tidak leluasa atau merasa sulit bergerak atau mencari makanan yg berlawanan dengan azas cahaya.Mereka sangat kikuk dan gelisah ketika harus mencari makanan dengan cara menenggelamkan nurani mereka ke dalam kegelapan nafsunya.
Maka sangat sulit bahkan lebih terkesan mustahil ketika burung pipit harus duduk bersam dg burung hantu & kelelawar dalam majelis yg sama, karena mereka memiliki konsep yg berbeda dalam memandang cahaya.
Mendadak terngianglah dalam hati nuraniku tentang pelajaran dalam kitab wasiatul musthofa yang artinya:
"Ketika Alloh murka kepada seseorang , maka Dia memberinya rezeki berupa kekayaan yang haram. Apabila kemurkaan-Nya kepada orang tersebut bertambah, maka Alloh akan menugaskan setan membantunya mengurusi harta kekayaan dan menemaninya mencari kekayaan, menyibukkanya dengan urusan dunia hingga lupa terhadap urusan agama dan memudahkan orang tersebut dalam hal dunia lalu berkata : tenanglah, Alloh adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang".


By Arga cs setelah ishak

air mata.....

dulu ketika aku bayi...aku menangis kalau lapar & Haus...kalau..lelah..kalau sakit..kalau gak ada teman...kadang aku menangis untuk menarik perhatian ayah atau ibuku..agar menggendongku....itu dulu ketika aku masih bayi...

ketika aku menginjak sekolah dasar...aku menangis kalau di olok temanku..kalau dimarahi guru..gara-gara berantem..atau mendapat nilai jelek..aku juga menngis kalau..aku merasa malu..atau tak dibelikan sesuatu yang aku mau...atau kehilangan barang kesayanganku...itu dulu..ketika aku masih anak-anak..
ketika aku remaja...aku juga menangis kalau diputus pacarku....atau jelek nilaiku..atau waktu aku merasa bersalah terhadap sesuatu....itu dulu kala aku remaja...
Ketika dewasa aku juga menangis ketika bingung mencari biaya pernikahanku..aku juga menangis diwaktu acara akadnikahku...aku juga menangis..ketika aku selesai membaca ayat suci tentang kasih sayangNya..
aku juga menangis..ketika ayahku meninggal..ketika anakku lahir..ketika aku merasa betapa banyak dosaku..aku juga menangis ketika hatiku mendadak kangen akan Tuhan yang telah begitu banyak memberiku nikmat..dan serius dalam merawatku..serta memahami akan semua kenakalanku dan tetap menungguku di pintu ampunanNya....
aku juga menangis ketika membaca riwayat tentang nabi & rosul junjunganku,..yang begitu tabah...serta ahli bersyukurdalam setiap geraknya...
aku diam-diam juga menangis..ketika aku bertemu dengan mereka yang kata masyarakat adalah pelacur..penjudi..penipu..aku menangis andai mereka ayahku..ibuku..atau saudaraku...lalu aku bermohon padaNya agar mereka dianugerahi dalam hatinya..kerinduan akan Dia yang Maha Indah ,Maha Agung dan Maha pengasih serta Pengampun..agar ..kemilau wajah mereka serta basah lidah mereka akan dzikir serta syukur pada Sang Pencipta...
dalam menulis artikel inipun diam-diam aku menangis...tanpa tahu sebabnya...entah karena cahaya monitor..entah karena mikirin pulsa buat Onlinenya blog ini ..entah karena debu..aku juga tak tahu...dan aku tak permasalahkan sebabnya..cuma yang aku tahu...aku merasa tentram..dengan keluarnya air mataku ini...

" seperti mengupas bawang ...setiap lapisnya selalu berbeda warnanya...
dan selalu di iringi air mata pada akhirnya..."


by Ayah Ifor & Bia..

Jumat, 28 Januari 2011

sastrajendra hayuningratpangruwatingdiyu

Sesungguhnya..semua yangterhampar didepanmu itu adalah sebuah kitab..yang bercerita tentang Aku dan kamu...tentang hamba dan Tuhannya...
cobalah kau tatap mega diangkasa sana..yang kadang tampak bergumpal-gumpal..dan berubah-ubah..seprti itulah hidup kadang adakalanya berkumpul..kadang berpisah...
Coba kau amati pohon alpukat...apakah kamu tahu..bahwa ketika pohon ini akan berbuah ..semua daunnya rontok dan banyak ulat disana...setelah itu baru buahbya tumbuh dan dedaunannya mulai menghijau lagi...laksana seorang anak manusia..yang dalam kemiskinannya..dikelilingi berbagai macam fitnah...setelah dia mampu bersabar atas itu semua..maka dia akan peroleh hikmah kearifan yang manis rasanya...
atau kau lihat pohon nangka...?amati dengan cermat...getah pohon angkah ini akan mudah hilangnya jika kamu basahi dngan air yang ada disekitar biji pihon nangka....seolah mengabarkan pada manusia..bahwa dalam segala kesulitan hidupnya...didalam dirinya pula tersembunyi jawaban atas semua kesulitan yang melanda dirinya
begitu banyak alam bercerita pada kita...tapi kita kadang tak pernah mampu untuk memahami semua pesannya karena kita terlalu disibukkan dengan berbagai penilaian dangkal atas nama keinginan kita....
sesekali cobalah endapkan fikiran kita...diam sejenak...lalu cobalah bertanya...apa yang kamu cari...? untuk apa..setelah dapat lalu ...?

by Ayah e ifor & Bia

wewarah luhur....

sesungguhnya...apakah yang kau cari...kau kejar...kau pegang erat dalam hidupmu ini...?
kehormatan dan nama besar...?
gemerlap harta benda...?
atau ilmu pengetahuan...?
ketahuilah itu semua tiada batasnya jika kau kejar...
batasnya ada pada dirimu sendiri...

sobat...hidupmu akan tentram jika dirimu mampu untuk merasa cukup...
semua kegelisahan,..kegalauan akan sirna..jika kau mampu bersikap pasrah..dan menerima..



by ayah e ifor & Bia

Kamis, 27 Januari 2011

sepuluh hal......

Ali karomahallohu wajha berkata :
1. "Ilmu adalah sebaik-baik harta warisan.
2. Sopan santun adalah hal sebaik-baik perolehan.
3. Taqwa adalah sebaik-baik bekal akhirat.
4. Ibadah adalah sebaik-baik harta perniagaan.
5. Aamal shalih adalah sebaik_baik penuntun(kesurga).
6. Budi pekerti yang mulia adalah sebaik_baik teman.
7. Sifat hilm (santun) adalah sebaik-baik pembantu.
8. Qana'ah adalag sebaik-baik kekayaan.
9. Taufiq adalah sebaik-baik pertolongan.
10. Mati adalah sebaik-baik pendidik (menuju kebaikan akhlaq). "


Rasulullah saw bersabda :
1. "Tiada seorang hamba yang berada di langit atau di bumi menjadi seorang mukmin sejati hingga ia menjadi seorang yang berlaku lemah-lembut.
2. Tidaklah dia menjadi seorang yang benar-benar berlaku lemah-lembut hingga ia menjadi seorang muslim.
3. Tidaklah dia menjadi seorang muslim sejati hingga manusia lain merasa aman dari gangguan tangan dan lisannya.
4. Tidaklah dia menjadi seorang muslim sejati hingga dia menjadi seorang'Alim.
5. Tidaklah dia menjadi seorang 'Alim sejati hingga dia mengamalkan ilmunya.
6. Tidaklah dia disebut mengamalkan ilmunya hingga menjadi seorang yang zuhud.
7. Tidaklah dia menjadi seorang yang zuhud hingga dia menjadi seorang yang wara'.
8. Tidaklah dia menjadi seorang yang wara' hingga dia menjai seorang yang tawadhu.
9. Tidaklah dia disebut bersikap tawadhu' hingga dia mengetahui betul siapa dirinya.
10. Tidaklah dia bisa betul-betul mengetahui dirinya hingga dia 'cerdas' dalam berbicara."

Dikutip dari kitab nashoihul ibad (Imam nawawi AL - Bantani).

by Iqbal..ditemani arga CS>

renang....

Suatu hari seorang pelajar yang memiliki banyak kegemaran belajar ilmu & membaca buku tentang berbagai pengetahuan hendak pulang kampung. Ia berfikir ia telah cukup banyak belajar..ia ingin pulang kekampungnya..dan memutuskan untuk menjadi guru disana,karena ia merasa memiliki ilmu lebih banyak daripada penduduk di desanya yang rata-rata hanya bersekolah sampai sekolah dasar saja...
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama ,.sampailah pelajar itu disebuah sungai...Ia kemudian memutuskan untuk menyeberangi sungai itu dengan menyewa sebuah sampan yang dikemudikan oleh seorang nelayan tua...
Ketika pengemudi sampan itu bertanya tentang dirinya...Dengan semangat berapi=api ia bercerita bahwa ia telah berkeliling ke berbagai belahan dunia..telah banyak ilmu yang telah ia pelajari..ia bahkan mengatakan pak tua itu boleh bertanya tentang ilmu apa saja pada dirinya pastilah ia akan mampu menjawab....
Untuk memuaskan hati anak muda itu, pengemudi itu kemudian bertanya pada penumpang sampannya itu...
Karena pak tua itu hanya tahu tentang ilmu mengayuh sampan dan ilmu berenang,..maka ia kemudian bertanya tentang ilmu berenang kepada penumpangnya itu..
Sang pelajar kemudian menerangkan tentang berbagai gerak berenang dari buku- buku yang pernah ia baca...mulai tentang teknik meluncur kedalam air,.teknik menyelam bahkan dengan berbagai gaya berenang yang paling populerpun ia ceritakan dengan detil..dengan bahasa yang "sangat Intelektual"..
pengemudi itu pun terkagum-kagum mendengar uraian sang pelajar tentang ilmu berenang yang sangat luas itu...
" bagaimana pendapat Bapak dengan uraianku tadi..?" tanya sang pelajar dengan gagah...
" Anda benar-benar tahu banyak tentang ilmu berenang, hal ini sangat menggembirakan saya..tadinya saya kuatir anda tak bisa berenang..... karena sebentar lagi arus disebelah sana sangat deras ,,dan sampan ini karena tua ada kemungkinan akan terbalik...jadi kita mesti berenang ketepian."
Pelajar itu menjadi pucat wajahnya..."Tapi..pak...saya belum pernah berenang..semua uraian tadi adalah dari buku yang saya baca..."
dengan kalem pengemudi sampan itu berkata.." lalu apa gunanya..ilmu uraian anda tadi dalam situasi ini bagi anda..?"

kadang...seperti itulah kita...kita selalu menganggap..bahwa situasi dalam kehidupan akan selesai kita pelajari hanya dengan membaca saja, bertanya apa sebabnya dan solusinya.....tanpa mempraktekkannya...
Padahal hidup perlu bukti..bukan hanya ucapan saja..





by ayahe ifor ditunggui iqbal & arga.
ki

Rabu, 26 Januari 2011

puisi seorang sahabat....

Kuyakini
oleh Novita Anggraeni pada 20 November 2009 jam 22:50

kuyakini jika inilah sebuah penyelamatan
bentuk cinta dari Tuhan
karena jika masih ada sandaran
aku takkan menggunakan kakiku untuk berjalan

Kuyakini jika ini adalah sebuah penyembuhan
dari segala jerat emosi yang melemahkan
entah atas nama ketulusan atau perhatian
yang membuat tanganku enggan melepaskan pegangan

kini aku mampu berjalan
memungut hikmah yang sempat kuacuhkan
karena terlampau aku merasa nyaman
pada anugerah dan keindahan

Terima kasih Tuhan
kini aku tahu bagaimana harus bertahan
dan melenyapkan kenyerian
meski hampa kadang masih menyesatkan.,


akan kulakukan
oleh Novita Anggraeni pada 07 November 2009 jam 16:41

akan ku lakukan
jika memang itu bisa membebaskanku dari kebekuan
dan nyeri sepanjang malam
karena jejak yang kau tinggalkan

membakar hati jadi api
membatukan jiwa jadi besi
memusnahkan cinta jadi benci
menghancurkan kelembutan jadi duri!

karena jika terlalu lama aku tertahan disini
nuraniku akan mati
kedamaian yang kutanam dan semai setiap pagi
akan menjelma jadi bara abadi

kunang-kunang
oleh Novita Anggraeni pada 12 Desember 2009 jam 23:16

sebenarnya sayap-sayap ini tak pernah berhenti mengepak
terus mencoba meraih cahaya yang tergeletak
pada lentera
kutautkan harap dan mimpi memuncak

walau panasnya cahaya membuat jasadku retak
tak kan berhenti jika jantung masih berdetak
meski harus kupungut dari kepingan jiwa yang teriak
jika saatnya tiba malam pun tak kan sanggup mengelak

Baiklah
telah reda segala kesah
telah hangus segala amarah
yang tertinggal hanya potongan sayap yang tak akan menyerah..

lentera..lentera..
kenapa kau biarkan aku dalam kecemasan dan rindu yang mengantarku pada binasa..?

OVI

...mengkristal...
oleh Novita Anggraeni pada 02 Februari 2010 jam 17:32


dan mimpi-mimpi pun mengkristal
mengeras dan melukai tangan yang coba mengukir kekal
pada jiwa lunglai dan gagal

mata yang silau oleh kilatan sesal
hanya mampu melukis hati dangkal
dan isak yang membendung sehatnya akal

puisis ini di tulis dari catatan seorang sahabat ..dan sepertinya ..memiliki karakteristik unik menarik...semoga bermunculan bakat2 penyair dari para sahabat yang lain.

kadang kesedihan bisa menjadi energi kreatif yang kuat.
ayo..yang lainnya...mana karya anda...

Kisah Seekor Tikus oleh Novita Anggraeni pada 22 April 2010 jam 11:37

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan istrinya, saat membuka sebuah bungkusan. Ada mainan pikirnya. Tapi dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati ada perangkap tikus di dalam rumah!”

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata. ‘Ya, maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu memang ini masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tidak ada masalah. Jadi jangan buat aku sakit kepala lah.”

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, “Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di dalam rumah!”

‘Wah aku menyesal dengan kabar ini.” Si kambing menghibur dengan penuh simpati. “Tetapi tidak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdo’a. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam do’a-do’aku!”

Tikus kemudian berbelok menuju si lembu.
‘Oh! Sebuah perangkap tikus?” jadi saya dalam bahaya besar ya?” kata lembu sambil ketawa, berteleran air liur.

Jadi tikus itu kembalilah ke rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa sungguh-sungguh sendiri.

Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menagkap mangsa. Istri petani berlari melihat apa saja yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematok tangan istri petani itu. Petani iktu bergegas membawanya ke rumah sakit.

Si istri kembali ke rumah dengan tubuh mungil, demam. Dan sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam, obat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itupun mengasah pisaunya, dan pergi ke kandang, ,mencari ayam untuk bahan supnya.

Tapi, bisa itu sungguh jahat, si istri tak kunjung sembuh. Banyak tetangg yang datang membesuk dan tamupun tumpah ruah ke rumahnya. Iapun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa kambing di kandang itu dijadikan gulai. Tapi itu tidak cukup, bisa itu tak dapat taklukan. Si istri mati, dan berpulh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga selamatan. Tak ada cara lain, lembu di kandang itupun dijadikan panganan untuk puluhan rakyat dan peserta selamatan,

Kawan, apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu pikir itu masalah itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada “perangkap tikus” di dalam rumah, seluruh “ladang pertanian” ikut menanggung resikonya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan daripada kebaikanya.

tulisan ini dikutip dari note di FB novita anggraeni.

Selasa, 25 Januari 2011

Suluk Syekh Wali Lanang

Ketika selesai membangun pesantren, Raden Paku teringat salah satu bungkusan yg harus dibukanya. Ia ingat kata2 ayahnya kalau bingkisan itu berisi rahasia ilmu sejati yg harus dibacanya. Dengan hati2 dibukanya bungkusan tsb. Didalamnya ada beberapa lembar daun lontar bertuliskan huruf arab pegon. Segera dibacanya tulisan tsb.

A. Tentang Macam Ilmu Manusia.
Adalah suatu yg pasti terjadi anakku, ketahuilah ini, renungkan demi kasampurnaan ilmumu. Di dunia ini, entah kapan, sakit, dan mati pasti terjadi. Maka hendaklah waspada, tidak urung kita juga akan mati, jangan lupa pada sangkan paran dumadi. Untuk itu, di dunia ini hendaklah selalu prihatin. Agar benar2 sempurna engkau berilmu.

Dalam memperbincangkan ilmu kasempurnaan ini, jangan lupa arti bahasanya jika engkau mempertanyakannya. Karena mengetahui arti bahasa adalah kuncinya. Kesungguhanlah yg pasti, itulah yg perlu benar2 engkau mengerti. Jangan takut pd biaya. Bukan emas, bukan dirham, dan bukan pula harta benda. Namun hanya niat ikhlas saja yg diperlukan.

Adapun ilmu manusia itu ada 2, anakku. Yang pertama adalah ilmu kamanungsan yg lahir daru jalan indrawi dan melalui laku kamanungsan. Yang kedua adalah ilmu kasampurnaan yg lahir melalui pembelajaran langsung dari Sang Khalik. Untuk yg kedua ini, ia terjadi melalui 2 cara, yaitu dari luar dan dari dalam. Yang dari luar, dilalui dg cara belajar. Sedangkan yg dari dalam, dilalui dg cara menyibukan diri dg jalan bertapa ( bertafakur ).

Adapun bertafakur secara batin itu sepadan dg belajar secara lahir. Belajar memilki arti pengambilan manfaat oleh seorang murid dari gerak seorang guru. Sedangkan tafakur memilki makna batin, yaitu suksma seorang murid yg mengambil manfaat dari suksma sejati, ialah jiwa sejati.

Suksma sejati dalam olah ngelmu memilki pengaruh yg lebih kuat dibandingkan berbagai nasehat dari ahli ilmu dan ahli nalar. Ilmu2 seperti itu tersimpan kuat pada pangkal suksma, bagaikan benih yg tertanam dalam tanah, atau mutiara di dasar laut.
Ketahuilah anakku, kewajiban orang hidup tidak lain adalah selalu berusaha menjadikan daya potensial yg ada di dalam dirinya menjadi suatu bentuk aksi (perbuatan) yg bermanfaat. Sebagaimana engkau juga wajib mengubah daya potensial yg ada dalam dirimu menjadi perbuatan, melalui belajar. Sejatinya dalam belajar, suksma sang murid menyerupai dan berdekatan dg suksma sang guru. Sebagai yg memberi manfaat, guru laksana petani. Dan sbg yg meminta manfaat, murid ibarat bumi atau tanah.

Anakku ketahuilah, ilmu merupakan kekuatan seperti benih atau tepatnya seperti tumbuh2an. Apabila suksma sang murid sudah matang, ia akan menjadi seperti pohon yg berbuah, atau seperti mutiara yg sudah dikeluarkan dari dasar laut. Jika kekuatan badaniah mengalahkan jiwa, berarti murid masih harus terus menjalani laku prihatin dalam olah ngelmu dg menyelami kesulitan demi kesulitan dan kepenatan demi kepenatan, dalam rangka menggapai manfaat.

Jika Cahaya Rasa mengalahkan macam2 indra, berarti murid lebih membutuhkan sedikit tafakur ketimbang banyak belajar. Sebab suksma yg cair atau dalam bahasa arab dsb nafs al-qabil akan berhasil menggapai manfaat walau hanya dg berfikir sesaat, ketimbang proses belajar setahun yg dilakukan oleh suksma yg beku nafs al-jamid.
Jadi, engkau bisa meraih ilmu dg cara belajar, dan bisa juga mendapatkannya dg cara bertafakur. Walaupun sebenarnya dalam belajar itu juga memerlukan proses tafakur. Dan dg tafakur engkau tahu manusia hanya bisa mempelajari sebagian saja dari seluruh ilmu dan tidak bisa semuanya.

Banyak ilmu2 mendasar atau yg dsb annazhariyyah dan penemuan2 baru, berhasil dikuak oleh orang2 yg memilki kearifan. Dg kejernihan otak, kekuatan daya fikir dan ketajaman batin, mereka berhasil menguak hal2 tsb tanpa proses belajar dan usaha pencapaian ilmu yg berlebihan.
Dg bertafakur, manusia berhasil menguak ajaran sangkan paraning dumadi . Dg begitu terbukalah asumsi dasar dari keilmuan sehingga persoalan tidak berlarut2 dan segera tersingkap kebodohan yg menyelimuti kalbu.

Seperti telah kuberitahukan sebelumnya anakku, suksma tidak bisa mempelajari semua yg di inginkan, baik yg bersifat sebagian ( juz’i / parsial ) maupun yg menyeluruh ( kulli / universal ) dg cara belajar. Ia harus mempelajari dg induksi, sebagian dg deduksi sebagaimana umumnya manusia dan sebagian lagi dg analogi yg membutuhkan kejernihan berfikir. Berdasarkan hal ini, ahli ilmu terus membentangkan kaidah2 keilmuan.

Ketahuilah anakku.Seorang ahli ilmu tidak bisa mempelajari apa yg dibutuhkan seluruh hidupnya. Ia hanya bisa mempelajari keilmuan umum dan beragam bentuk yg merupakan turunannya dan hal itu menjadi dasar untuk melakukan qiyas terhadap berbagi persoalan lainnya. Begitu pula para tabib, tidaklah bisa mempelajari seluruh unsur obat2an untuk orang lain. Meraka hanya mempelajari gejala2 umum. Dan setiap orang diobati menurut sifat masing2 Demikian juga para ahli perbintangan, mereka mempelajari hal2 umum yg berkaitan dg bintang, kemudian berfikir dan memutuskan berbagai hukum.Demikian juga halnya seorang ahli fikih dan pujangga. Begitu seterusnya, imajinasi dan karsa yg indah2 berjalan. Yang satu menggunakan tafakur sbg alat pukul, semacam lidi, sedangkan yg lain menggunakan alat bantu lain untuk merealisasikan.

Anakku jika pintu suksma terbuka, ia akan tahu bagaimana cara bertafakur dg benar dan selanjutnya ia bisa memahami bagaimana merealisasikan apa yg diinginkan. Karena itu hati pun menjadi lapang, pikiran jadi terbuka dan daya potensial yg ada dalam diri akan lahir menjadi aksi (perbuatan) yg berkelanjutan dan tak mengenal lelah.

B. Memahami Ilmu Kasampurnaan.
Ketahuilah anakku bahwa ilmu kasampurnaan itu ada 2 macam,
Pertama, diberikan melalui wahyu.
Apabila suksma manusia telah sempurna, niscaya akan sirna segala sesuatu yg dapat mengotori watak, seperti halnya sikap rakus dan impian semu. Suksma akan menghadap Sang Pencipta, merengkuh cintaNya dan berharap manfaat serta limpahan cahayaNya.

Allah akan menyambut suksma itu secara total. Tatapan Ketuhan memandanginya dan menjadikannya seperti papan. kemudian Allah akan menjadikan pena dari suskma sejati. Dan pena itu diukirkan ilmu pada papan tadi.
Suksma sejati laksana guru, suksma manusia suci ibarat sang murid. Sehingga dicapailah seluruh ilmu, dan padanya semua bentuk terukir tanpa proses belajar maupun berfikir. Dalilnya : “Dan Dialah yg mengajarkanmu apa2 yg tidak kamu ketahui” (QS. An-Nisa:213).

Ilmu para nabi lebih tinggi derajatnya dibandingkan ilmu mahluk2 yg lain. Karena ilmu tsb diperoleh langsung dari YME tanpa perantara. Kau bisa memahami dalam kisah para malaikat dg kanjeng Nabi Adam. Sepanjang usianya para malaikat terus belajar. Dan dg berbagi cara mereka berhasil mendapatkan banyak macam ilmu, sehingga mereka menjadi mahluk yg paling berilmu dan mahluk paling berpengetahuan.
Sementara itu Adam tidaklah tergolong ahli ngelmu karena ia tidak pernah belajar dan berjumpa dg seorang guru. Malaikat bangga dan dg besar hati mereka berkata:” padahal kami Senantisa bertasbih dg memuji Engkau dan mensucikan Engkau.” (QS. Al-Baqarah:30).

Kanjeng Nabi Adam kembali menuju Sang Pencipta. Lantas beberapa bagian dalam hati Kanjeng Nabi oleh Allah dikeluarkan ketika ia menghadap dan memohon pertolongan kepada Tuhan. Lalu Allah ajarkan seluruh nama2 benda. “Kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat, lantas Allah berfirman: “Sebutkanlah kepadaku nama benda2 itu jika kamu memang orang2 yg benar” (QS. Al-Baqarah:31).

Ketahuilah, malaikat menjadi kerdil dihadapan Adam. Ilmu mereka menjadi terlihat sempit. Mereka tak bisa berbangga dan besar hati, justru yg ada hanya rasa tak berdaya. “Maha Suci Engkau, tidak ada yg kami ketahui selain dari apa yg Engkau ajarkan kpd kami” (QS. Al-Baqarah:32).

Maka kepada mereka Adam diberitahukan bbrp bagian ilmu dan hal2 yg masih tersembunyi. Akhirnya jelaslah bagi kaum berakal, bahwa ilmu gaib yg bersumber dari wahyu lebih kuat dan lebih sempurna dibandingkan ilmu yg diperoleh dg penglihatan langsung.

Ilmu yg diperoleh melalui wahyu merupakan warisan dari hak para nabi. Namun mulai masa Kanjeng Nabi Muhammad pintu wahyu telah ditutup oleh Allah. Sebab Muhammad adalah penutup para nabi. Dia mewakili sosok paling berilmu dan paling fasih dikalangan manusia. Allah telah mendidiknya dg budi pekertinya menjadi baik.
Ketahuilah anakku, Ilmu Rasul itu lebih sempurna, lebih mulia, dan kuat. Karena ilmu tsb diperoleh langsung dari Sang Khalik. Beliau sama sekali tidak pernah menjalankan proses belajar-mengajar insani.

Ilmu Kasampurnaan yg Kedua,
disampaikan sebagai ilham yaitu peringatan suksma sejati terhadap suksma manusia berdasarkan kadar kejernihan, penerimaan dan daya kesiapannya. Ilham boleh dikatakan mengiringi wahyu. Kalau wahyu merupakan penegasan perkara gaib, maka ilham merupakan penjelasannya. Ilmu yg diperoleh dg wahyu itulah sejatinya ilmu kenabian, sedangkan yg diperoleh dg ilham itulah sejatinya ilmu kewalian.
Ilmu kewalian diperoleh secara langsung, tanpa perantara antara suksma dan Sang Pencipta. Ilmu Kasampurnaan itu laksana secercah cahaya dari alam gaib, yang datang menerpa hati yg jernih, hampa dan lembut.

Semua ilmu merupakan produk pengetahuan yg diperoleh dari suksma sejati yg terdapat dalam inti sangkan paraning dumadidg menisbatkan pada RASA SEJATI, seperti penisbatan Siti Hawa kepada Kanjeng Nabi Adam.
Ketahuilah anakku, rasa sejati lebih mulia, lebih sempurna dan lebih kuat dari disisi Allah dibandingkan suksma sejati. Sedangkan suksma sejati lebih terhormat, lebih lembut dan lebih mulia dibandingkan mahluk2 lain.

Adapun ilham itu terlahir dari melimpahnya rasa sejati dan juga terlahir dari melimpahnya pancaran sinar suksma sejati. Jika wahyu menjadi perhiasan para nabi, maka ilham menjadi perhiasan para wali. Adapun ilmu yg diperoleh dari wahyu adalah sebagaimana suksma tanpa rasa atau wali tanpa nabi. Begitu pula ilham tanpa wahyu akan menjadi lemah. Ilmu akan menjadi kuat jika dinisbatkan kepada wahyu yg bersandar pada penglihatan ruhani. Itulah ilmu para nabi dan wali.

Ketahuilah, ilmu yg diperoleh dg wahyu hanya khusus bagi para rasul, seperti diberikan kepada Adam, Musa, Ibrahim, Isa, Muhammad saw dan para rasul lain. Itulah yg menbedakan antara risalah dg nubuwwah .Adapun nubuwwah adalah perolehan hakikat dari ilmu dan rasionalitas2 oleh suksma yg suci kepada orang2 yg mengambil manfaat. Barangkali perolehan semacam itu didapat salah satu suksma, tetapi ia tidak berkewajiban menyebarkannya karena suatu alasan dan oleh sebab2 tertentu.

Ilmu kasampurnaan menjadi milik seorang nabi dan wali, sebagaimana dimilki Khidir a.s. Hal itu terdapat pd dalil: “Dan yg telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami” (QS. Al-Kahfi:65).

Ingatlah ketika khalifah Ali berujar: “Kumasukan lisanku kemulutku, hingga terbukalah dihatiku seribu pintu ilmu, yg pada setiap pintu terdapat seribu pintu yg lain”. Dan ia berkata: “Andai kuletakkan bantal dan aku duduk diatasnya, niscaya aku akan mengambil putusan hukum bagi penganut Taurat berdasarkan Taurat mereka, bagi penganut Injil berdasarkan Injil mereka, dan bagi penganut al-Quran berdasarkan al-Quran mereka”.

Derajat seperti ini tidak bisa diterima dg melalui ilmu kemanungsa semata yg hanya dari pembelajaran insani. Pastilah seseorang yg telah mencapai derajat tsb telah dikarunia ilmu kasampurnaan.

Jika Allah menghendaki kebaikan pada dirimu, Dia akan menyingkap tabir atau hijab yg menhalangi dirimu dg suksma yg menjadi papan itu. Dg demikian, sebagian rahasia dari apa2 yg tersembunyi akan ditampakan pdmu. segenap makna yg terkandung didalam rahasia tsb akan terpahat pd suksmamu. Dan suksma itupun mengungkapkan sebagaimana engkau ingin karena dikehendakiNya..

Sejatinya, kearifan bisa lahir dari ilmu kasampurnaan. Selama engkau belum mencapai derajat atau tingkatan ini, engkau tidak akan menjadi seorang arif.Karena kearifan merupakan pemberian Hyang Widi.Dalilnya : ” Allah menganugrahkan al-hikmah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar2 telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang2 yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran ” (QS. Al-Baqarah:269).

Hal itu karena orang2 yg berhasil mencapai ilmu kasampurnaan tidak perlu lagi banyak berusaha memahami ilmu secara induktif dan berpayah-payah belajar. Orang yg demikian sedikit belajar, banyak mengajar, sedikit capai, banyak istirahat.
Ketahuilah anakku, setelah wahyu terputus dan sesudah pintu risalah ditutup, umat manusia tidak lagi membutuhkan kehadiran rasul atau utusan. Mereka tidak lagi memerlukan penampakan dakwah setelah penyempurnaan agama. Bukanlah termasuk kearifan menampakan nilai lebih tidak berdasarkan kebutuhan.

Tapi ketahuilah anakku, pintu ilham itu tidak pernah ditutup. Pancaran cahaya suksma sejati tidak pernah terputus. Karena suksma terus membutuhkan arahan, pembaharuan dan peringatan. Umat manusia tidak memerlukan risalah dan dakwah, tetapi masih membutuhkan peringatan sebagai akibat dari tenggelamnya mereka pada rasa was-was dan terhanyut oleh gelombang syahwat.

Karena itu Allah menutup pintu wahyu sebagai pertanda bagi hamba-Nya dan membuka pintu ilham sebagai rahmat serta menyiapkan segala sesuatu menyusun tingkatan2 supaya mereka tahu bahwa Allah Maha Lembut kepada hamba2-Nya, memberikan rezeki kepada siapa saja yg dikendaki tanpa perhitungan. Selesai sudah nasehatku tentang kawruh kesejatian yg kubeberkan padamu. Hendaklah engkau bisa menggunakan sebaik mungkin.

Dengan sikap takzim, Raden Paku ( Sunan Giri ) menerawang ke depan membayangkan wajah ayahandanya mengucapkan sendiri kata2 yg barusan dibacanya. Digengamnya erat2 lembaran lontar itu, lalu didekapkan didada serasa hendak menggoreskan makna dalam hatinya. Suatu makna dari nasehat orang suci yg tak lain adalah ayahandanya sendiri Syeh Wali Lanang / Syeh Awallul Islam ( Maulana Ishak ), lelaki suci keturunan manusia utama.
posted by Jalan trabas

Suluk Gedong

1Sesungguhnya tidaklah ada yang tahu Bahwa umpamanya Ia bersemayam di gedung ituTapi diketahuiNya ia yang tahu Serta bagaimana segala mahluk berperilaku Sungguh sebelum terjadiIa telah mengerti.

2Ketahuilah Sebelum segalanya terjadi Ketika jagad kosong tanpa isi Bahkan sebelum awang-uwung itu sendiri Yang ada hanya Tuhan Sang Maha WidiHanya Ia pula yang mengetahui Zat Mahaluhur dan Suci.

3Maka dibikinNya semua mahkluk ini Agar ada yang mengenali Diciptakannya jagat semesta Dengan hanya satu sabda Segalanya mengada seketika :“Kun”..

4Sempurna tak ada kekurangan Karena Tuhan yang menciptakan Ia berkuasa karena DiriNya sendiriTanpa kesalahan sama sekali Demikianlah tatkala semua terjadi Bertahap menjadi dan menjadi.

5Maka bersabdalah Ia Kenapa segenap alam yang dijadikanNya nyata“Sungguh tak Kujadikan Jin dan manusia Kecuali untuk satu, Menyembah kepadaKu”.

6Menyembah untuk melihat Dengan cara memandang yang khas Menyembah seperti berkaca dalam cermin Berjuang menemukan rupa yang hakiki Karena yang diperlihatkan oleh kacaTidaklah sejati.

9Ketika engkau menyembah memuji Tajamkan penglihatan Kepada yang menggerakan sembahyang Yakni Allah sejati, Kau sembah Ia dengan pasti Tidak setengah hati.

10Menatap ini dan menatap itu Sampai pula segala sesuatu Tak ada yang kosong oleh NyaIa meliputi dan memenuhi apa saja Bahkan ZatNya tampak Bagi setiap mata yang waspada.

11Lainnya tiada, kecuali yang terlihat Apabila sudah arif makrifat Namun jika rabun oleh segala rupaYang tampak itu hakiki disangkanya Lantaran tak tahu ajaran yang benar Bingung yang terlihat dan terdengar.

12Tak bingung kalau tahu yang sejati Bagi yang ingin melihatnya Sirnakan segala rupaYakni dinding yang menutupi batin mata Kalau sudah tercapai ia Itulah makrifat namanya.

13Menempuh jalan, mencari WajahNya yang kelihatan Demikian engkau tahu menemukan Tuhan Demikian engkau menempuh jalanYang sejak sediakala disediakan.

14Kalau dipandang tiada. Ia tiadaMaka jangan ragukan tempatNya Kalau dipandang tiada, Ia tiada selamanya Dari awal hingga akhirTak ada yang mengerti Karena itulah dicari.

15Kalau dipandang ada, Ia ada, anakku Hendaklah engkau waspada menatapNya Lantaran tak ada lagi selain IaTinggal bagai sepi Satu wujud Abadi.

wassalam jack kalijaga


diambil dari jalan trabas ...

SYAIR PENJUAL KACANG* ------------------------------------- Emha Ainun Nadjib (1987)

Al-Habib , seorang yang dikasihi oleh banyak orang dan senantiasa
didambakan kemuliaan hatinya, malam itu mengimami sholat isya suatu jamaah yang
terdiri dari para pejabat negara dan pemuka masyarakat.
Berbeda dengan adatnya, sesudah tahiyyat akhir diakhiri dengan salam,
Al-Habib langsung membalikan tubuhnya, menghadapkan wajahnya
kepada para jamaah dan menyorotkan matanya tajam-tajam.
"Salah seorang dari kalian keluarlah sejenak dari ruang ini, "
katanya, "Di halaman depan sedang berdiri seorang penjual kacang godok.
Keluarkan sebagian dari uang kalian, belilah barang beberapa bungkus."
Beberapa orang langsung berdiri dan berlari keluar, dan kembali
ke ruangan beberapa saat kemudian.
"Makanlah kalian semua," lanjut Al-Habib, "Makanlah biji-biji
kacang itu, yang diciptakan oleh Alloh dengan
kemuliaan , yang dijual oleh kemuliaan dan dibeli
oleh kemuliaan." Para jamaah tak begitu memahami
kata-kata Al-habib,sehingga sambil menguliti dan
memakan kacang, wajah mereka tampak kosong.
"Setiap penerimaan dan pengeluaran uang," kata Al-Habib,
"hendaklah dipertimbangkan berdasarkan nilai
kemuliaan.Bagaimana mencari uang, bagaimana sifat
proses datangnya uang ke saku kalian, untuk apa dan
kepada siapa uang itu dibelanjakan atau diberikan, akan
menjadi ibadah yang tinggi derajatnya apabila
diberangkatkan dari perhitungan untuk memperoleh
kemuliaan." "Tetapi ya Habib," seorang bertanya,
"apa hubungan antara kita beli kacang malam ini
dengan kemuliaan?" Al-habib menjawab, "Penjual kacang itu
bekerja sampai larut malam atau bahkan sampai
menjelang pagi.Ia menyusuri jalanan, menembus gang-gang kota
dan kampung-kampung.Di malam hari pada umumnya orang
tidur, tetapi penjual kacang itu amat yakin bahwa
Alloh membagi rejeki bahkan kepada seekor nyamuk
pun.Itu taqwa namanya. Berbeda dari sebagian kalian
yang sering tak yakin akan kemurahan Alloh, sehingga
cemas dan untuk menghilangkan kecemasan hidupnya
ia lantas melakukan korupsi, menjilat atasan serta
bersedia melakukan dosa apa pun saja asal mendatangkan uang."
Suasana menjadi hening.Para jamaah menundukkan kepala
dalam-dalam.Dan Al-Habib meneruskan, "Istri dan anak
penjual kacang itu menunggu di rumah, meunggu dua
atau tiga ribu rupiah hasil kerja semalaman.Mereka ikhlas
dalam keadaan itu.Penjual kacang itu tidak mencuri
atau memperoleh uang secara jalan pintas lainnya.Kalau ia punya
situasi mental mencuri, tidaklah ia akan tahan
berjam-jam berjualan."
"Punyakah kalian ketahanan mental setinggi itu?" Al-Habib
bertanya, "Lebih muliakah kalian dibanding penjual kacang itu,
atau ia lebih mulia dari kalian? Lebih rendahkah
derajat penjual kacang itu dibanding kalian, atau di mata Alloh
ia lebih tinggi maqom-nya dari kalian? Kalau demikian,
kenapa dihati kalian selalu ada perasaan dan anggapan bahwa
seorang penjual kacang adalah orang rendah dan orang
kecil?"
Dan ketika akhirnya Al-Habib mengatakan, "Mahamulia Alloh yang
menciptakan kacang, sangat mulia si penjual kacang
itu dalam pekerjaannya, serta mulia pulalah kalian
yang membeli kacang berdasar makrifat terhadap kemuliaan....".
Salah seorang berteriak, melompat dan memeluk tubuh Al
-Habib erat-erat.



* dari :
Emha Ainun Nadjib
Seribu masjid Satu jumlahnya
Tahajjud cinta seorang hamba
Penerbit Mizan 1995

Saridin ber-syahadat …

Waktu yang diminta oleh Saridin untuk mempersiapkan diri telah dipenuhi. Dan kini ia harus membuktikan diri. Semua santri, tentu saja juga Sunan Kudus, berkumpul di halaman masjid.
Dalam hati para santri sebenarnya Saridin setengah diremehkan. Tapi setengah yang lain memendam kekhawatiran dan rasa penasaran jangan-jangan Saridin ternyata memang hebat. Sebenarnya soalnya di sekitar suara, kefasihan dan kemampuan berlagu. Kaum santri berlomba-lomba melaksanakan anjuran Allah, Zayyinul Qur’an ana biashwatikum - hiasilah Qur’an dengan suaramu.
Membaca syahadat pun mesti seindah mungkin.
Di pesantren Sunan Kudus, hal ini termasuk diprioritaskan. Soalnya, ini manusia Jawa Tengah: lidah mereka Jawa medhok dan susah dibongkar. Kalau orang Jawa Timur lebih luwes. Terutama orang Madura atau Bugis, kalau menyesuaikan diri dengan lafal Qur’an, lidah mereka lincah banget. Lha, siapa tahu Saridin ini malah melagukan syahadat dengan laras slendro atau pelog Jawa.
Tapi semuanya kemudian ternyata berlangsung di luar dugaan semua yang hadir. Tentu saja kecuali Sunan Kudus, yang menyaksikan semua kejadian dengan senyum-senyum ditahan.
Ketika tiba saatnya Saridin harus menjalani tes baca syahadat, ia berdiri tegap. Berkonsentrasi. Tangannya bersedekap di depan dada. Matanya menatap ke depan. Ia menarik napas sangat panjang beberapa kali. Bibirnya umik-umik [komat-kamit] entah membaca aji-aji apa, atau itu mungkin latihan terakhir baca syahadat.
Kemudian semua santri terhenyak….
Saridin melepas kedua tangannya. Mendadak ia berlari kencang. Menuju salah satu pohon kelapa, dan ia pilih yang paling tinggi. Ia meloncat. Memanjat ke atas dengan cepat, dengan kedua tangan dan kedua kakinya, tanpa perut atau dadanya menyentuh batang kelapa.
Para santri masih terkesima sampai ketika akhirnya Saridin tiba di bawah blarak-blarak [daun kelapa kering] di puncak batang kelapa. Ia menyibak lebih naik lagi. Melewati gerumbulan bebuahan. Ia terus naik dan menginjakkan kaki di tempat teratas.
Kemudian tak disangka-sangka Saridin berteriak dan melompat tinggi melampaui pucuk kelapa, kemudian badannya terjatuh sangat cepat ke bumi.
Semua yang hadir berteriak. Banyak di antara mereka yang memalingkan muka, atau setidaknya menutupi wajah mereka dengan kedua telapak tangan.
Badan Saridin menimpa bumi. Ia terkapar. Tapi anehnya tidak ada bunyi gemuruduk sebagaimana seharusnya benda padat sebesar itu menimpa tanah. Sebagian santri spontan berlari menghampiri badan Saridin yang tergeletak. Mencoba menolongnya. Tapi ternyata itu tidak perlu.
Saridin membuka matanya. Wajahnya tetap kosong seperti tidak ada apa-apa.
Dan akhirnya ia bangkit berdiri. Berjalan pelan-pelan ke arah Sunan Kudus.
Membungkuk di hadapan beliau.
Takzim dan mengucapkan, sami’na wa atha’na - aku telah mendengarkan, dan aku telah mematuhi.
Gemparlah seluruh pesantren. Bahkan para penduduk di sekitar datang berduyun-duyun. Berkumpul dalam ketidakmengertian dan kekaguman. Mereka saling bertanya dan bergumam satu sama lain, namun tidak menghasilkan pengertian apa pun.
Akhirnya Sunan Kudus masuk masjid dan mengumpulkan seluruh santri, termasuk para penduduk yang datang, untuk berkumpul. Saridin didudukkan di sisi Sunan. Saridin tidak menunjukkan gelagat apa-apa. Ia datar-datar saja.
"Apakah sukar bagi kalian memahami hal ini?" Sunan Kudus membuka pembicaraan sambil tetap tersenyum. "Saridin telah bersyahadat. Ia bukan membaca syahadat, melainkan bersyahadat. Kalau membaca syahadat, bisa dilakukan oleh bayi umur satu setengah tahun. Tapi bersyahadat hanya bisa dilakukan oleh manusia dewasa yang matang dan siap menjadi pejuang dari nilai-nilai yang diikrarkannya."
Para santri mulai sedikit ngeh, tapi belum sadar benar.
"Membaca syahadat adalah mengatur dan mengendalikan lidah untuk mengeluarkan suara dan sejumlah kata-kata. Bersyahadat adalah keberanian membuktikan bahwa ia benar-benar meyakini apa yang disyahadatkannya. Dan Saridin memilih satu jenis keberanian untuk mati demi menunjukkan keyakinannya, yaitu menjatuhkan diri dari puncak pohon kelapa."
Di hadapan para santri,
Sunan Kudus kemudian mewawancarai Saridin: "Katamu tidak takut badanmu hancur, sakit parah atau mati karena perbuatanmu itu?"
"Takut sekali, Sunan."
"Kenapa kamu melakukannya?"
"Karena syahadat adalah mempersembahkan seluruh diri dan hidupku."
"Kamu tidak menggunakan otakmu bahwa dengan menjatuhkan diri dari puncak pohon kelapa itu kamu bisa cacat atau meninggal?"
"Aku tahu persis itu, Sunan."
"Kenapa kau langgar akal sehatmu?"
"Karena aku patuh kepada akal sehat yang lebih tinggi. Yakni bahwa aku mati atau tetap hidup itu semata-mata karena Allah menghendaki demikian, bukan karena aku jatuh dari pohon kelapa atau karena aku sedang tidur. Kalau Allah menghendaki aku mati, sekarang ini pun tanpa sebab apa-apa yang nalar, aku bisa mendadak mati."
"Bagaimana kalau sekarang aku beri kau minum jamu air gamping yang panas dan membakar tenggorakan dan perutmu?"
"Aku akan meminumnya demi kepatuhanku kepada guru yang aku percaya. Tapi kalau kemudian aku mati, itu bukan karena air gamping, melainkan karena Allah memang menghendaki aku mati."
Sunan Kudus melanjutkan: "Bagaimana kalau aku mengatakan bahwa tindakan yang kau pilih itu memang tidak membahayakan dirimu, insya Allah, tetapi bisa membahayakan orang lain?"
"Maksud Sunan?"
"Bagaimana kalau karena kagum kepadamu lantas kelak banyak santri menirumu dengan melakukan tarekat terjun bebas semacam yang kau lakukan?"
"Kalau itu terjadi, yang membahayakan bukanlah aku, Sunan, melainkan kebodohan para peniru itu sendiri," jawab Saridin, "Setiap manusia memiliki latar belakang, sejarah, kondisi, situasi, irama dan metabolismenya sendiri-sendiri. Maka Tuhan melarang taqlid, peniruan yang buta. Setiap orang harus mandiri untuk memperhitungkan kalkulasi antara kondisi badannya dengan mentalnya, dengan keyakinannya, dengan tempat ia berpijak, serta dengan berbagai kemungkinan sunatullah atau hukum alam permanen. Kadal jangan meniru kodok, gajah jangan memperkembangkan diri seperti ular, dan ikan tak usah ikut balapan kuda."
"Orang memang tak akan menyebutmu kadal, kuda, atau kodok, melainkan bunglon. Apa katamu?"
"Kalau syarat untuk terhindar dari mati atau kelaparan bagi mereka adalah dengan menyebutku bunglon, aku mengikhlaskannya. Bahkan kalau Allah memang memerintahkanku agar menjadi bunglon, aku rela. Sebab diriku bukanlah bunglon, diriku adalah kepatuhanku kepada-Nya."
Mohon ijin kepada cak nun atas termuatnya artikel ini

kidung dhandhanggulo

ana pandhita akarya wangsit ,mindha kombang sangajab ing tawang,susuh angin ngendi nggone ,lawan galihing kangkung,wekasane langit jaladri,isining wuluh wungwang lan gigiring punglu,tapaking kuntul anglayang ,manuk miber uluke ngungkuli langit,kusuma njrah ing tawang.

ngambil banyu apikulan warih ,amek geni sami adadamar,kodhok ngemuli elenge ,miwah kang banyu den khum.kang dahaan murub kabesmi .bumi pinetak ingkang pawana. katiyub,tanggal pisan kapurnaman yen anenun sonteg pisan anigesi kuda ngrap ing pandengan

….ana kayu apurwa sawiji ,wit buwana epang keblat papat,agedhong mega tumembe,apradapa kukuwung,.kembang lintang sagaar langit ,sami andaru kilat ,woh surya lan tengsu,asirat bun lawan udan,apupuncak akasa bungkah pertiwi,oyode bayu bajra

wiwitane duk anemu candhi ,gogodhongan miwah wawarangkan, sihing hyang kabesmi kabeh ,tan ana janma kang wruh yen weruho purwane dadi,candhi sagara wetan ,ingobar karuhun ,kahyangane sanghyang tunggal ,sapa reke kang jumeneng mung hartati,katong tengahing tawang

gunung agung sagara sarandil,langit ingkang amengku bawana ,kawruhana ing artine ,gunung sagara umung ,guntur sirna amengku bumi ,rug kang langit bawana,dadya weruh iku,mudya madyaning ngawiyat,mangasrama ing gunung agung sabumi,candhi candhi sagara

gunung luhure kabiri giri,sagara agung datanpa sama ,pan sampun kawruhan reke,artadaya puniku datan kena cinakreng budi,aging sampung prapta ing kuwasanipun angadeg tengahing jagad,wetan kulon lor kidul ngadhap myang nginggil,kapurba wisesa

bumi sagara gunung myang kali sagunging kang isining bawana ,kasor ing artadayane ,sagara sat kang gunung,guntur sirna guwa samya nir,singa wruh artadaya ,dadya teguh timbul,lan dadi paliyasing prang,yen lulungan kang kapapag wedi asih,sato galak suminggah

jim peri prayangan samya wedi mendhak asih sakehing drubiksa ,rumeksa siyang dalune.singa anempuh lumpuh,tan tumama ing awak mami,kang nedya tan raharja ,kabeh pan linebur,sakehe kang nedya ala,sirna kang nedya ebcik basuki,kang sinedya waluya

siyang ndalu rineksa hyang widi,dinulur saking karseng hyang sukma,kandhep ing jalma kabeh,apan wikuning wiku wikan ,liring pujasamadi dadi sasedyanira mangunah linuhung paparah hyang tegalana ,sampen yen tuwajuh jroning ati,kalis ing pancabaya

yen kinarya atunggu wong sakit ,ejim setan datan wani ngambah rineksa malaekate,nabi wali angepung ,sakeh lara samya sumingkir ,ingkang nedya mitenah ,maring awak ingsun ,rinusak dening pangeran ,eblis laknat sato mara padha mati,tumpes tapis sadaya

Senin, 24 Januari 2011

Hikmah dibalik patah hati

Ini kisah nyata yang pernah dialami seorang teman, anggap saja namanya Veni. Suatu pagi HP ku mendadak berdering dan ketika ku angkat terdengar suara seorang wanita yg memperkenalkan dirinya ibunya veni. Dari suaranya yg tergopoh-gopoh kelihatannya ibu si veni sangat cemas.Dia mengabarkan bahwa putri semata wayangnya jatuh pingsan akibat diputus oleh pacarnya yg rencananya akan bertunangan sebentar lagi. Dan beliau memintaku utk mendatanginya, dan aku berjanji akan datang menjenguknya nanti sore .
Sore harinya aku mendatangi si veni dengan sepeda kesayanganku, sesampainya disana aku ketuk pintu & disambut oleh wanita yang bersahaja. Setelah ku dipersilahkan masuk & duduk diruang tamu, kemudian veni muncul dengan wajah yg puyuh & pucat. Setelah melihatku, veni menangis dan bercerita kepadaku , dia tidak terima diputus sepihak oleh pacarnya padahal sebentar lagi mereka akan tunangan. Mendengar keluh kesah itu aku tersenyum, kemudian aku bertanya apakah dia selalu memberikan yg terbaik? veni hanya diam dan mengangguk saja. kemudian kulanjutkan, memang apa yg diberikan Alloh adalah yg terbaik buat hambanya tapi kadang hamba sedih dan kecewa dengan pemberian Nya karena tidak sesuai dg kemauannya. padahal kalau sihamba mau memahami dengan kacama kehambaannya yg terbatas dan memandang pengetahuaan yg luas tentang Tuhan-Nya & hamba itu mau diam sejenak, maka hamba itu pasti akan diberi tahu bahwa itulah yg terbaik baginya. Sebagai contoh kamu begitu sedih ketika bakal tunangganmu itu pergi. kamu sedih, kamu kecewa karena kamu merasa memiliki,padahal jika kamu merenung dengan hati yg mendalam , kamu akan tahu betapa sayangnya Alloh kepadamu. Bayangkan seandainya jika kamu ditinggalkannya sudah menikah atau sesudah punya anak, bukannkah itu lebih menyakitkan. Sesungguhnya Ven, Alloh menyayangimu ,buktinya kamu ditunjukkan dulu siapa pilihanmu. Lihatlah betapa dia tidak konsekuen dg apa yg telah kalian sepakati, bukankah tidak baik bahwa calon suami kamu adalah orang yg tidak konsekuen.Dan betapa akan kacau jadinya jika ayah dari anak-anakmu adalah orang yg plin-plan. Maka bersyukurlah kamu telah ditampakkan lebih dahulu siapa pilihanmu itu, dan ternyata kamu salah.
"Tapi, bukankah aku telah solat & membaca Qur'an tiap malam , kenapa aku masih diberi cobaan seperti ini,?" sanggah veni kepadaku. Justru karena kamu rajin solat & membaca kitab-Nya, kamu disayangi-Nya dengan ditunjukan-Nya. justru kamu harusnya
bersyukur.Lagian Ven, coba kamu renungkan apakah hanya kamu saja yg mengalami hal seperti ini, veni tersenyum ,saya rasa tidak. Lihatlah yg lain bisa tersenyum & menatap matahari dengan optimis, jadi kamu tidak perlu bersedih lagi. Setelah kulihat Veni tersenyum aku berpamitan, diam-diam direlung hatiku muncul beberapa ayat-Nya yg mengajarkan:
bahwa akhir itu lebih baik dari permulaan
bahwa sesudah kesulitan ada kemudahan

ditulis by Arga & Iqbal ketika berdialog setelah patah hati beberapa bulan yang lalu.

Kran.....

Suatu hari aku kedatangan beberapa teman. ketiga temanku ini punya kebiasaan mengunjungi para spiritualis entah dengan maksud silaturohmi atau belajar,mereka adalah sahabatku sejak kecil. Dalam pertemuan ini tiba2 si bayu salah satu dari ke tiga sahabatku itu bercerita tentang usahanya yang mulai merugi, beberapa pelanggannya lenyap entah kemana sehingga penghasilannya mulai berkurang. Dan lucunya kedua sahabatku sedang mengalami hal yg sama dengan bayu, meraka bercerita telah mendatangi beberapa orang spiritualis atau orang-orang yg mereka anggap mampu mendongkrak ekonomi melalui wirid atau doa. Dan sampai saat ini belum juga berubah perekonomian mereka.
Akhirnya mereka mendatangiku karena mereka pikir siapa tahu aku mampu menolong dengan saran-saranku yang kadang bagi mereka cukup unik..
Aku hanya tersenyum mendengar celoteh sahabatku, kemudian aku berkata, " Kalian ini lucu kenapa kalian tak belajar pada kran yg biasa kita pakai. Atau kita temui dalam berbagai aktivitas kita.
Coba kalian perhatikan : kran hanyalah sarana keluarnya air tetapi tanpa pipa kran ini tak akan mampu mengeluarkan air maka diperlukan pipa dg panajang & diameter tertentu dan selain itu pipa harus tersambung dengan sumber air. Setelah pipa tersambung dg kran dan sumber air, itu belumlah cukup. juga kalian harus meletakkan kran lebih rendah dari sumber air. anggaplah sekarang kalian telah bertemu dg seribu kran, analogikan bahwa kran itu adalah amalan-amalan atau doa-doa yg diberikan oleh para sepiritualis, sementara pipa analogikan dengan keistiqomahan dan keyakinan kalian membacanya. Sumber mata air adalah AR-Rozak atau sang pemberi rezeki.
Kalian mungkin pernah melihat ada banyak macam kran, demikian pula dg banyaknya jenis doa & mantra, tapi itu semua akan sia-sia jika tidak ada pipa yg terpasang dari sumber mata air. Sama halnya dg doa yg tidak disertai dg ketekunan dan keyakinan maka doa itu akan menjadi sia-sia. Kalian lihatlah pipa yg terpasang apakah cukup hanya terpasang pada kran darisumber mata air saja, ternyata tidak cukup, kalian harus memperhatikan juga letak pipa itu, kalian juga harus memeriksa adakah kotoran yg menghambat aliran air dalam pipa air. demikian pula halnya dengan istiqomah dan keyakinan, hendaklah kalian amati dan kalian sadari bahwa kotoran yang berada dalam pipa istiqomah itu bisa berupa riak,buruk sangka pada-NYA,atau makanan yg haram baik dalam fisik maupun non fisik.
Nah jika kotoran sudah selesai kalian amati dan bersihkan
,sekarang kalian coba lihatlah lagi keadaan kran dan sumber mata air, apakah kran sejajar ataukah lebih rendah dengan mata air,perhatikan kedudukan kalian dihadapan-NYA apakah kalian letakkan sama sejajar ataukah lebih rendah...
apakah selama ini kalian mendudukkan diri kalian dihadapanNya sebagai hamba atau tuan..kalian bermohon atau memerintah....?
Lagian harusnya kalian sadari..bahwa rezeki bukanlah cuma terkait pada banyak atau sedikitnya materi...ada rezeki ilmu..rasa tentram dan lain-lainnya..
apa kalian mau diberi berlimpah materi tapi di jauhkan dari rasa cintaNya..atau dilenyapkannya dari hatimu akan nikmatnya berdzikir padaNya...sehingga hatimupun terasa hampa..?
Kalian renungkan...ketika kalian berlimpah materi kemarin apakah kalian tetap rajin dalam bersujud padaNya..?
..aku tak jadi meneruskan kalimatku..karena tiba-tiba kulihat ketiga sahabatku ini diam dan berlinang air mata....


ditulis oleh Arga & Iqbal..dalam dialog bertiga dg ku di kontrakan....

buat kamu 1

Hei, kmu yg bersembunyi di rimbun pebukitan sepi sambil merintih..
Isakmu tlah getarkan batu-batu karangku..
Hingga tak kurasa tanganku nengadah membuka gerbang langit..
Terucap lirih sebait doa.."semoga dianugerahiNYA sang merpati
melipat riuh & sunyi..Nyata & mimpi..
Hingga terkuaklah wilayah hening yg paling sejati.
" amien.."



Buat..Yg sepi

Hari ini..
Aku punguti serpihan-serpihan sepi..
Ku untai jadi sebuah madah asa tentang janji bumi & matahari..
Kusimpan ia utk kado ulang tahun merpati yg terpekur dalam sunyi yg paling sunyi. Agar ia tersenyum..
Agar jemari lentiknya tak berhenti merenda harap tentang pelangi yg warnanya terasing di hutan kuldi.


by ayah Ifor & Bia

Minggu, 23 Januari 2011

rindu 2

Aku meniti sunyi mencari suara yg kadang menggema penuhi sanggar pamujan batinku..
Suara tanpa kata ...yg hadirkan nuansa yg sia-sia dikata..
isyaratkan kangen akan rupa yg sia-sia dikata dan diraba..
Suara yg gemanya melemparkanku pd angkasa bening yg hening..Hampa...
aku tak lagi aku..
Tak ada warna, tak ada rupa & kata..Aku rindu hening itu..

Aku rindu...

Dalam sepi batinku..
Diantara putaran kelap-kelip asmaMU yang 99...
Terlahirlah kilauan demi kilauan merah yg tak merah, kuning yg tak kuning,hitam yg tak hitam..Putih yg tak putih...
Lalu berpadulah semua kilau..Jelma cahaya indah..
Membungkusku dalam berlaksa-laksa warna..yang tak mudah dikata
Hingga lenyap semua rupa..semua ruang dan semua waktu...
aku..tak lagi aku...
.Lalu terlemparlah aku dipojok sajadah yg basah genangan airmata..
Aku rindu..Rasa itu..Kekasih..

by ayah ifor

munajah 1

Yaa Ilahi ajari aku ke arifan kekasihMU Ibrohiim..
Ketika mesti memenggal kepala para berhala..
ajari aku kefasihan ilmu & lidahnya ketika berhadapan dg kaumnya..
Ajari aku keteguhan & kepasrahannya..Manakala ia meninggalkan istri & putranya di padang Balkah..
Yaa Maulaku..Tuntun aku dg petuniukMU biar bukan sesal diujung langkahku..
Kekasih.. Engkau paling tahu..Akan awal & akhirku..
HambaMU ini kini menghadapMU..Mengharap penuh limpahan kasih & petunjukMU..
Agar tak abu-abu nuansa batinku..
Maulaku..Genggam aku dlm lindunganMU..
Tatap aku dg kemurahanMU..
Terima aku dg keluasan maghfirohMU..
Yaa Ilahi fahamkan aku dg ilmuMU..Biar tak lagi ragu gayuti langkah hidupku..
Yaa Maula..Sungguh kini aku bersimpuh di pintuMU dg hati luruh..
Hanya membekal harap dg keyakinan utuh ..
"KAU tak akan membiarkan para peminta pulang dg tangan hampa..

pekik !

semua jadi terasa tak biasa..
setelah tenggelam dalam kilau cahaya yang warnanya sis-sia tuk di kata...
bisik angin & derit bambu ..serta gemersik dedaunan
semakin jelas terdengar.. mengalun menjelma jadi mada puja tentang DIA ..
gemercik air pancuran, kicau burung & kecipak ikan adalah dzikir agung yg abadi tentang DIA YANG MAHA TAK TERSANGKA.
.semua jadi tak biasa..
tapi siapa yg percaya ....
kalau hening pun bisa memekik dg alunan nada indah?

just for bapak...

ku kangen....
telaga bening yang terhampar teduh dari sorot matamu...yang luruhkan galau kala memeluk batinku...

aku kangen ..
tutur lembutmu yang sarat hikmah...yang kadangkala terlontar...ketika kau elus kepalaku...ketika aku bersandar didadamu....

aku kangen....
suaramu...ketika kau dongengan tentang para ksatria...yang tak pernah menyerah oleh lukanya dalam mencari cahaya.....

aku kangen...sorot tajam matamu ketika kau bercerita tentang para pengembara ditengah kesunyian yang tak pernah berhenti menanggung kerinduan akan Sang Maha Cahaya....sambil pelan ...ditengah lelapku ku dengar kidung doamu...berharap aku diizinkanNya mencicipi kerinduan wilayah para pengembara cahaya itu.....



bapak...telah aku lalui ribuan cahaya...mengembara mencari Sang maha Cahaya..

aku rasakan perihnya...luka...aku tanggung nyerihnya rindu ...
berkepingnya asa..
terbelahnya cinta.....

kadang aku lelah...kadang aku terseok-seok..kadang merintih...ditengah sunyi...kadang tersenyum didalam hati...kadang terhibur didalam mimpi....

aku lenyap diruang hampa.......terlempar dialam nyata...tergelincir dialam rasa......

aku mengada ada...aku tiada ada......

aku gelisah ...aku ria....

bergilir...berganti....pulang...dan pergi...bergerak dan tak.....



Ditengah...kangenku...aku cuma mau berucap...
."terima kasih Bapak ...telah kau ajari aku bagaimana mesti menjadi Bapak..."

by ayah ifor & Bia...ketika pagi-pagi kangen itu datang..

utk yg pernah ,tlah, & masih membuat catatan maniz

aku fahami..
makna diammu adalah ribuan gita cinta & kangen yg mungkin gagal kau ucap... tapi ...tak pernah usai kurasa hangatnya lewat sorot mata & tawamu..
merpati purwakalaku..beribu kali kukatakan padamu.
hatiku tak beku..
jiwaku tak mati..
cuma aku enggan berjanji..
karena..
aku lelaki angin.
.yg bsa di rasa tapi tak bsa kau jaring..
aku lelaki api
yg hangatnya bisa kau rasa tapi sia-sia kau raba..
utk apa ku rangkai puja lewat kata2 indah..
klo ujungnya bakal menoreh luka..?
utk apa janji klo hanya berujung perih..?
aku tak ingin cinta yg dibungkus birahi.
.aku tak mau cinta yg terselimuti hasrat ingin memiliki..
aku mau cinta seperti ibu bumi.. yg tetap mengasihi.. walau kadang perih tersakiti..
aku mau janji seperti matahari..yg selalu terbit pagi hari..tanpa pernah di ingkari

by ayah ifor & Bia...to....you..you..you..you....

ANTARA MUSIBAH DAN NIKMAT

Kadang aku sering merasa bingung dan aneh ketika menemani kyaiku menemui para tamunya… betapa tidak bingung ketika sang tamu mengeluh tentang musibah atau sesuatu yang menimpahnya., Kyaiku yang nyentrik ini malah bilang itu adalah nikmat. Tapi ketika ada tamu yang lain datang dengan wajah berseri-seri bercerita bahwa berkat dzikir atau doa yang diberikan padanya dari sang Kyai usahanya berhasil baik.Eh, kyaiku malah bilang itu bisa jadi musibah.
Dan yang lebih heboh lagi tamu yang dimarahi bahkan kadang dibentak bukannya marah atau kapok datang, malah kadang balik lagi.
Suatu hari ketika aku dan kyaiku duduk-duduk cuma berdua ,aku memberanikan diri untuk bertanya, tentang semua yang ada dihatiku,….…….
Kyai ku diam kemudian ia berkata,” Sesungguhnya anakku,.. hidup adalah Cuma mengabdi pada Alloh, dan jika Ia berkehendak maka kita akan mampu untuk mencintaiNya.
Sesungguhnya musibah atau kesedihan, kesumpekan atas gagalnya usaha kadang adalah bentuk sapaan Alloh atas hamba, sehingga kemudian hamba datang merintih..bersimpuh di hadapanNya. Adakah kenikmatan yang melebihi itu? Hamba yang lalai kemudian ingat dirinya yang lemah….sehingga dalam rintihan itulah sang hamba tak jarang malah memperoleh cahaya cintaNya. Tapi ada
Pula hamba yang mencaci Nya….hal ini disebabkan kebodohan hamba akan kasih-sayang RobbNya yang Maha pengasih.
“Maka Bersyukurlah dan beruntunglah hamba yang mampu memahami bahwa tak ada yang diberikan RobbNya selain kasih-sayang.



By Ayah E Rofi..& Bia .
Fadhil..

Miskatul haya’( Cermin malu)

Menyusuri relung batin dalam dzikirku , mencoba menguak asal usulku, mendadak aku terjerebam manakala sebuah cermin yang entah berasal dari kedalaman ruang batinku yang disebelah mana tiba-tiba muncul begitu saja dihadapan jiwaku.
Dalam cermin itu aku melihat sosok kecil berkepala besar bermata satu tengah melotot padaku, aku juga melihat taring muncul mencuat disela-sela bibirnya., tangannya bercakar mirip srigala, berkaki kuda dan bertanduk rusa.
Aku ketakutan tapi aku tak mampu untuk berlari. Aku hanya bisa terpaku diam dengan mata yang tak juga aku mampu memejamkannya.,seolah ada kekuatan yang tak nampak yang memaksa aku untuk menatap sosok yang menyeramkan yang hadir dalam cermin itu.
Aku memberanikan diri untuk bertanya “ siapa kamu? Jangan menakutiku seperti ini.!”
Tiba-tiba sosok itu menjawab dengan suara yang lembut, seolah kontras dengan penampilannya yang begitu menyeramkan “Akulah dirimu yang hadir dalam cermin haya’ dalam alam batinmu.”
Akulah wujud jiwamu hai saudaraku, Kenapa engkau takut dan jijik padaku? Bukankah penampilan bentuk ini adalah atas kemauanmu sendiri? Tanduk rusa dikepalaku adalah penjelmaan dari berjuta-juta kesumpekan fikiranmu akan ambisimu terhadap dunia ini.
Mataku yang Cuma sebelah adalah perwujudan atas pandangan mu akan keuntungan pribadimu, engkau hanya memandang apa yang menguntungkanmu saja tanpa peduli kepentingan orang lain.
Taring yang tumbuh adalah perwujudan akan ke inginanmu untuk menghabisi siapa pun yang tak setuju dengan keinginan dan pendapatmu, cakarku adalah perwujudan dari keusilanmu dan kebuasanmu untuk mencakar habis siapapun yang menghalangimu dalam menikmati kepentingan dunia.
Kaki kudaku adalah bentuk dari keinginanmu yang selalu menuruti akan nafsu syahwatmu saja. Saudaraku aku sengaja hadir di cermin ini menemuimu untuk mengingatkanmu rubahlah aku… dengan sujud pada penciptamu, bacalah kitabNya agar engkau tahu tujuan hidupmu. … agar kita bisa menghadapNya kelak dengan bentuk yang baik….
Sosok itu pun berlahan lenyap seiring dengan akhir kalimatnya yang menggema .
Meninggalkanku dalam kesendirian yang sunyi.
Aku termenung …..dan entah mengapa mendadak airmataku menetes aku terisak


By ; Fadil

catatan dari seorang teman

Dari Wabishah bin Muabad al jahni
aku mendengar Rosulluloh berkata :” Ya Wabishah,tanyalah kepada hati dan jiwamu, bahwa arti ibadah adalah apa yang hati sanubari dapat tenang serta dapat pula tentram karenannya.
Sedangkan dosa adalah apa yang membawa kepada keraguan hati dan yang membuat bimbang dalam dada sekalipun manusia pada umumnya membenarkan .

Hadits Qudsi
Telah berdusta bagi siapa yang mendakwahkan kala ia mencintaiku namun apabila malam telah mengunjungi ia pun telah nyenyak melalaikan Aku,
bukankah setiap pecinta merindukan untuk menyendiri dengan kekasihnya? Aku dekat kepada para pencintaKu dapat mendengarkan rahasia serta keinginan mereka serta pengaduan mereka.
Mereka selalu memperhatikan teduhan-teduhan pada siang hari,sebagaimana sang pengembala yang sangat berkasih sayang kepada gembalanya. Mereka sangat mencita-citakan terbenamnya matahari, sebagaimana burung-burung merindukan sarangnya disaat terbenamnya matahari. Apabila malam menjelang dan gelap gulita telah merambah, dihamparkan permadani-permadani, ditegakkan ranjang-ranjang dan telah menyendiri setiap kekasih dengan kekasihnya. Merekapun menegakkan bagiKu tapak-tapak kaki dan menghantarkan wajah-wajah seraya bermunajah dengan tutur kataKu dan berdo’a dengan karuniaKu. Maka akan Kuberikan kepada mereka sehingga dapat mengabarkan tentang diri Ku sebagaimana Aku mengabarkan tentang diri mereka. Barang siapa yang aku menghadapinya dengan wajahKu niscaya takkan dapat diketahui oleh sesuatupun apa yang hendak Kuberikan kepadanya dari karunia dan kebaikanKu.

Maqam ridha
Ridha terbagi atas tiga derajat ( tingkatan ), yaitu :
1. Keridhaan para awam kepada Alloh sebagai Rab ( Maha pendidik ), ridha kepada agama islam dan ridha kepada Rosululloh Saw. Yang demikian itu merupakan rotor ( roda penggiling ) bagi agama dan persiapan menuju iman serta pensucian dari syirik yang besar. Kesemuanya itu dapat disahkkan dengan suatu syarat, yaitu agar Alloh dijadikan sesuatu yang paling dicintai oleh seorang hamba.
2. Ridha kepada Alloh dengan segala apa yang ditentukan dan ditakdirkan.
3. Ridha dengan semua apa yang meridhokan Alloh dan hamba tidak dapat melihat pada dirinya sendiri kemurkaan maupun kerelaan.

Alloh berfirman :
“Alloh Ridho kepada mereka dan merekapun ridho terhadapNya”.
Ridha adalah sesuatu yang paling tinggi tentang berbagai maqam orang-orang yang didekatkan, sekaligus pertimbangan demi menjelaskan tentang yang dicintai oleh Alloh dari para pencinta.






Rosululloh berwasiat dengan lima perkara, Agar menjadi sempurnalah sifat-sifat kebaikan yang kalian miliki :

1. Janganlah menghimpun sesuatu yang tidak akan dapat memakannya.
2. Janganlah membina sesuatu yang tiada dapat kamu mendiaminya.
3. Janganlah tertarik pada sesuatu yang pada keesokan harinya akan meninggalkannya.
4. Hendaklah bertaqwa kepada Alloh yang kepadaNya semua makhluk akan kembali.
5. Hendaklah menginginkan sesuatu yang akan menjadikan seorang hamba dekat kepadaNya.

Pada Hadis yang lain Rasululloh Saw bersabda :
“ Apabila Alloh telah mencintai seorang hamba, niscaya ia diuji olehNya. Kalau ia berlaku sabar, niscaya diterimaNya. Namun apabila ia ridho,niscaya dipilihNya ( menjadi hamba pilihan )”.

Seorang hamba harus senantiasa memohon kepada Alloh agar hati sanubarinya dikekalkan atas ridho dengan gadha dan takdir. Karena sesungguhnya, yang demikian itu merupakan kesempurnaan iman.

Abu Darda telah berkata : puncak yang paling tertinggi tentang keimanan adalah sabar terhadap hukum dan ridha (rela) dengan takdir.

Abu Sulaiman Ad Darani mangatakan : Bahwasanya aku telah memperoleh dari setiap maqam suatu keadaan, kecuali maqam ridho. Tiadalah bagi diriku daripadanya, melainkan hanya sedikit. Lalu mengetahui bahwa maqam ridho itu khusus bagi orang-orang yang dicintai dari ahli “ As Sabiqih “ (yang terduhulu). Andai kata para makhluk (kesemuanya) dimasukan kedalam surga dan Alloh memasukkan aku kedalam api neraka, niscaya aku ridho.

Dan ditanyakan kepada Umar bin Abdul Aziz, apakah yang anda inginkan ? Maka ia pun menjawab : Apa yang ditetapkan oleh Alloh bagi diriku itulah yang terbaik.

Al Junaid telah ditanya tentang pengertian ridho. Maka ia pun menjawab : Ridho (rela) adalah penghapusan segala urusan ikhtiar.

Dzunnun telah mengatakan : ridho (rela) adalah kesenangan hati sanubari dengan berbagai kejadian dari gadha dan takdir Alloh.

Ibn Athaillah mengatakan : Keridhoan adalah, apabila pandangan hati sanubari terhadap apa yang dipilihkan Alloh adalah itu yang terbaik bagi dirinya.

Al Ustadz Abu Ali Addaggag telah mengatakan : Ridho bukannya tidak akan merasakan penderitaan (malapetaka), akan tetapi jangan sampai menentang atas hukum dan gadha serta takdir Alloh. Oleh karenanya, seorang hamba dapat menelan dengan mudah kebahagiaan dan kesengsaraan.


PATUH DEMI MENCAPAI KESENANGAN

Patuh kepada Alloh. Adalah suatu keberhasilan diri dan rasa tenang kepada pemeliharaan serta memohon kepada bantuan Nya.Muthrif bin Asy Syukhair telah menulis sepucuk surat kepada Uman bin Abdul Aziz ra, agar menjadikan kepatuhan terhadap Alloh sebagai kegembiraan anda kepadaNya.
Dalam kesendirian, mereka sangat patuh dibandingkan dengan kebanyakan manusia.
Patuh terhadap Alloh, dalam hal ini dibagi menjadi tiga tingkatan :

1. Merasa patuh (senang) dengan dzikir, merasa sunyi dengan kelengahan, merasa senang dengan berlaku taat dan merasa sunyi dari perbuatan maksiat.
2. Merasa patuh kepada Alloh dan sunyi dengan apa yang selainNya dari tantangan serta lintasan hati yang memasyugulkan (menzhalimi).
3. Merasa patuh dan senang bersama hadirnya para makhluk dengan peribadinya. Tiada dapat digaibkan pada sisi yang demikian itu oleh sesuatu apapun.


Diambil dari…Terjemah kitab “ Jamharotul aulia..”

Jiwa Burung

Burung-burung kecil yang dilahirkan dalam gelegar petir dan kabut zamannya itu…..
Kini telah tumbuh besar ..bahkan ada yang telah beranak pinak….mereka ada yang menjelma jadi burung hantu..yang hanya keluar diwaktu malam manakala mentari kebenaran telah terbenam , mata jiwa mereka terasa perih….terkena kilaunya. Mereka berfikir kebenaran hanya akan menghalangi mereka dalam memenuhi rasa lapar jiwanya…
Ada pula diantara mereka yang menjelma menjadi burung-burung gagak menggantikan gagak-gagak sebelumnya, bulu mereka begitu hitam kelam. Suara mereka pun begitu paruh dan kadang terdengar riuh manakala berbaur dengan sesamanya. Mereka enggan memangsa daging yg baik dan segar, bagi mereka bangkai terasa nikmat….
Ada pula dari mereka yang tumbuh menjadi burung pipit, yang terbang berbondong-bondong dengan kawanannya. Mereka selalu ribut memamerkan kelompoknya dan menyombongkannya dikalangan burung lain.
Ada pula dari mereka yang tumbuh menjadi Burung-burung bangau yang bulunya begitu putih, mereka tampak anggun seperti pertapa dalam diamnya, mereka tenang dalam sungai-sungai duniawi mata mereka seolah tajam menembus kedalaman kearifan sungai-sungai itu… tapi jauh dalam lubuk hatinya mereka begitu haus akan ikan-ikan bendawi
Ada pula dari mereka yang menjelma menjadi burung merak, yang sibuk memamerkan bulu-bulu keindahan materialistis kejeniusan syahwati.tapi mereka pun tak pernah mampu terbang tinggi menembus langit langit ruhani, mereka tak akan pernah mampu mengarungi apalagi merasakan nuansa kelapangan kecintaan ilahi- karena sayap- sayap mereka yg penuh dengan gemerlap syahwat duniawi terlalu membebani mereka untuk melesat menembus langit – langit rubbuhbiyah.
Adapula dari mereka yang tumbuh menjadi Rajawali-rajawali muda , yang gagah dalam mengepakkan sayap semangat mereka mengarungi dirgantara ilahiyah , mata mereka bercahaya manakala sinar-sinar kebenaran hakiki menyentuh matahati mereka. Mereka bersuara lantang meneriakkan haaaq haaq…..tapi mereka … tinggal jauh diatas tebing-tebing ruhani karena semua burung enggan dan takut mendekati mereka…mereka diasingkan para burung karena mereka hanya berbicara Haaaaq haaaaaq. Tapi sesungguhnya mereka tak pernah terasing karena bagi mereka cukuplah Al haq yang menemani mereka.


by fadhil ayah ifor & Bia...malang...

Allohumma bariklanaa fii maa rozaqtanaa…..

Sudah tiga hari ini , semenjak pulang dari rumah sakit ., cak kosim kelihatan diam termenung diteras rumahnya . Bukan karena mikirin uangnya yang katut dipinjam Mak Tinem, buat biaya cucunya dirumah sakit. .Bukan sekali lagi bukan masalah uang yang mengganggu pikiran Kosim , tapi pertanyaan Mak Tinem padanya lah yang mengganggu pikirannya…
.Ketika itu kosim menemani mak tinem menunggui cucunya dirumah sakit, tiba tiba
mak Tinem bertanya padanya “Sim kenapa yaa kok sekarang banyak penyakit yang aneh-aneh pada muncul ? Yang Flu burung lah yang flu tulang yang kanker tulanglah yang macem macemlah . padahal zaman ya tambah maju kok penyakit ya tambah aneh-aneh. Jaman mak dulu leh waktu masih penjajahan belanda paling penyakit yaa Cuma, sakit perut, linu`linu, kudis, dan lain-lain. , terus anak-anak juga tidak seperti sekarang ini dulu waktu zaman e mak. Anak pada manut sama orang tua, tak ada anak pacaran sampai tengah malam seperti sekarang ini., apalagi sampai hamil dulu sebelum nikah.
Kalau nurut Mak sih penyebab banyaknya muncul penyakit yang gak karu-karuan ini pasti karena makanan yang dimakan orang-orang tidak lagi Barokah. Betul tho le ? Coba tho sampeyan lihat waktu orang- orang diwarung pada makan, berapa toh yang berdoa Allohumma bariklanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa adzabannaar (Yaa Alloh berkahilah apa-apa yang telah Kau rezekikan pada kami dan hindarkanlah kami dari api neraka.? Lha wong makan e aja wis gak barokah piye yang lainnya bisa barokah? Ngajar anak e apa yaa bisa barokah kerja e apa bisa barokah mikir e apa bisa barokah? Ya tho ‘tapi itu nurut mak lho le , yang lulus SD aja juga tidak, hehehehe. kataMak tinem sambil ngeloyor pergi.
Kosim termenung ! Maha Suci Alloh yang memberikan ilmu kepada siapa saja ia kehendaki., bahkan kepada Mak Tinem . Siapa yang mengira sosok wanita tua yang lulus SD aja tidak, yang kerjanya pun Cuma jual kopi dan tukang urut kampung mampu berucap sedemikian dahsyat.
Bukan kah memang harus diakui kebenaran hakiki dibalik ucapan mak Tinem, ketika barokah tak ada dalam apa yang kita makan maka apakah barokah saripati makanan yang mengalir dalam darah kita,? Apakah barokah angan-angan , ide, harapan, semangat dalam diri kita ? Apakah barokah apa yang terlahir dalam diri kita metabolisme dalam tubuh kita ? Apakah barokah pola asuh kita kepada anak-anak kita? Bukankah Rosullulloh bersabda “ Man akalal haroma maata qolbuhu wa khoffa diinuhu wa dhoufa yaqiinuhu wahajaballoh da’watahu wa qollat ‘ibadatuhu “…Siapa yang memakan barang harom matilah hatinya hampa agamanya lemah keyakinannya dan terhalanglah doanya.dari Alloh, serta sedikit ibadahnya.
. ditengah puncak.. perenungannya Cak Kosim mendesah….Sungguh sombong kami ini yaa Alloh, bahkan untuk berdoa memohon berkah bagi rezeki sebagaimana yang telah Kau ajarkan lewat rosulMu pun kami masih merasa enggan.
Maha suci Engkau Yaa Alloh..sungguh tiadalah ilmu pada kami kecuali yang telah Engkau ajarkan pada kami…


By fadhil…malang..waktu hujan gerimis

Sabtu, 22 Januari 2011

kerinduan

Kerinduan itu adalahsafari /pengembaraan hati sanubariseorang hamba pada yang dicintainya.apabila ia telah sampai kepadaNya..niscaya akan menjadi hal Ikhwalnyadengan kerinduan itu..dan puncaknya adalah..keinginan untuk sampai kepada yang dirindu..

Dalam kitab"Awariful Ma'rif.." telah dikatakan..bahwa kerinduan itu muncul dari rasa Cinta..sebagaimana Zuhud timbul dari rasa taubat...
Dalam sebuah Hadis Qudsi...Alloh S>W>T telah berfirman..
"Telah berdusta bagi siapa yang mengatakan kalau ia mencintaiKu.namun, apabila malam telah mengunjungi iapun tidur nyenyak melalaikan aku. Bukankah setiap pecinta merindukan untuk menyendiri dengan kekasihnya..? Aku dekat dengan para pecintaku yang dapat mendengarkan rahasia serta seruan mereka dan menyaksikan keinginan serta pengaduan mereka."

Apabila malam telah menjelang maka para pecinta akan menghamparkan sajadah untuk bermunajah kepada sang kekasih

by widodo jatmiko....( ketika belajar membaca)

Karomah Bukan Derajat Luhur

Tidak setiap orang yang memiliki keistemewaan itu sempurna kebersihan batin dan keikhlasannya.”

Saat ini publik ummat sering menilai derajat luhur seseorang dari kehebatan-kehebatan ilmu dan karomahnya. Syeikh Abu Yazid al-Bisthamy pernah didatangi muridnya, yang melaporkan karomah dan kehebatan seseorang.

“Dia bisa menyelam di lautan dalam waktu cukup lama…”
“Saya lebih kagum pada paus di lautan…”
“Dia bisa terbang…!” kata muridnya.
“Saya lebih heran, burung kecil terbang seharian…karena kondisinya memang demikian,” jawabnya.
“Lhah, dia ini bisa sekejap ke Mekkah…”
“Saya lebih heran pada Iblis sekejap bisa mengelilingi dunia…Namun dilaknat oleh Allah.”
Suatu ketika orang yang diceritakan itu datang ke masjid, tiba-tiba ia meludah ke arah kiblat.

“Bagaimana ia menjaga adab dengan Allah dalam hakikat, sedangkan adab syariatnya saja tidak dijaga..” kata beliau.
Banyak orang yang mendalami ilmu pentetahuan, mampu membaca dan mengenal dalil, kitab-kitab, bahkan memiliki keistemewaan, tetapi banyak pula diantara mereka tidak bersih hatinya, tidak ikhlas dalam ubudiyahnya.

Begitu pula ketika karomah dan tanda-tanda yang hebat itu disodorkan pada Sahl bin Abdullah at-Tustary, ra, beliau balik bertanya, “Apa itu tanda-tanda? Apa itu karomah? Itu semua akan sirna dengan waktunya. Bagiku orang yang diberi pertolongan Allah swt untuk merubah dari perilakunya yang tercela menjadi perilaku yang terpuji, lebih utama dibanding orang yang punya karomah seperti itu.”
Sebagian Sufi mengatakan, “Yang mengagumkan bukannya orang yang memasukkan tangan ke kantong sakunya, lalu menafkahkan apa saja dari kantong itu. Yang mengagumkan adalah orang yang memasukkan tangannya ke kantong sakunya karena merasa ada sesuatu yang disimpan di sana. Begitu ia masukkan tangannya ke sakunya, sesuatu itu tidak ada, namun dirinya tidak berubah (terkejut) sama sekali.”
Jadi karomah itu sesungguhnya hanyalah cara Allah memberikan pelajaran kepada yang diberi karomah agar perjalanan ruhaninya tidak berhenti, sehingga semakin menajak, semakin naik, bukan untuk menunjukkan keistemewaanya.

Yang istimewaan adalah Istiqomah. Karena itu para Sufi menegaskan, “Jangan mencari karomah, tetapi carilah Istiqomah.” Sebab istiqomah itu lebih hebat dibanding seribu karomah. Dan memang, hakikat kartomah adalah Istiqomah itu sendiri.
Bahkan Imam Al-Junayd

al-Baghdady pernah mengi-ngatkan, betapa banyak para Wali yang terpleset derajatnya hanya karena karomah.
Syeikh Abdul Jalil Mustaqim pernah mengatakan, ketika anda diludahi seseorang dan anda sama sekali tidak marah, itulah karomah, yang lebih hebat dibanding karomah yang lainnya.

Ketika dalam sebuah perkumpulan Thariqat Sufi, tiba-tiba ada seseorang datang, dan langsung membicarakan kehebatan ilmu ini dan itu, karomah si ini dan si itu. Lalu seseorang diantara mereka menegur,
“Mas, kalau di sini, ilmu-ilmu seperti yang anda sampaikan tadi hanya dinilai sampah. Jadi percuma sampean bicara sampah di sini…”

Ada seseorang disebut-sebut sebagai Wali:
“Wah dia itu wali, bisa baca pikiran orang, dan kejadian-kejadian yang pernah kita lakukan walau pun sudah bertahun-tahun lamanya…”
“Lhah, orang yang punya khadam Jin juga bisa diberi informasi oleh Jinnya tentang kejadian yang lalu maupun yang akan datang… Jadi hati-hati…”

“Beliau itu keturunan seorang Ulama besar..”
“Tidak ada jaminan nasab itu, nasibnya luhur di hadapan Allah…”
Dan panjang sekali kajian soal karomah dan kewalian ini, yang butuh ratusan halaman. Tetapi kesimpulannya, seseorang jangan sampai mengagumi kehebatan lalu mengklaim bahwa kehebatan itu menunjukkan derajat di depan Allah. Tidak tentu sama sekali.
---(ooo)---

Wirid Lebih Utama Ketimbang Pahalanya

Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary
Tidak ada yang meremehkan konsistensi wirid (ketaatan di setiap waktu) kecuali orang yang sangat bodoh, karena warid ( pahala wirid) itu akan di dapat di negeri akhirat, sedangkan taat atau wirid itu akan lenyap bersama lenyapnya dunia ini.

Sedangkan yang lebih utama untuk diprioritaskan adalah yang wujudnya tidak bisa diabaikan. Wirid adalah HakNya yang harus anda laksanakan. Sedangkan warid adalah sesuatu yang anda cari dariNya. Mana yang lebih utama antara sesuatu yang dituntut oleh Allah padamu, dibanding apa yang anda tuntut dari Allah?
Mayoritas ummat ini lebih banyak berburu pahala dan janjinya Allah swt. Dalam segala gerak gerik ibadahnya. Padahal yang lebih utama adalah ibadah dan kepatuhannya itu sendiri. Sebab kepatuhan dan ubudiyah yang dituntut oleh Allah swt, dan menjadi HakNya, itu lebih utama dibanding hak kita yang besok hanya akan bisa kita raih di akhirat.

Sebab kesempatan melaksanakan HakNya saat ini dibatasi oleh waktu dunia, dan akan habis ketika usia seseorang itu selesai. Karena itu semampang di dunia, ibadah, amal, wirid harus diperbanyak sebanyak-banyaknya. Soal pahala dan balasan di akhirat itu bukan urusan kita. Manusia tidak berhak mengurus dan menentukan pahalanya. Semua itu adalah haknya Allah swt. Yang telah dijanjikan kepada kita, karena merasa menginginkannya.

Ibnu Athaillah lalu menegaskan, mana lebih utama tuntutan anda apa tuntutan Allah?
Disinilah lalu berlaku pandangan:
1. Taat itu lebih utama dibanding pahalanya.
2. Doa itu lebih utama dibanding ijabahnya.
3. Istiqomah itu lebih utama dibanding karomahnya.
4. Berjuang itu lebih utama dibanding suksesnya.
5. Sholat dua rekaat itu lebih utama ketimbang syurga seisinya.
6. Bertobat itu lebih utama ketimbang ampunan.
7. Berikhtiar itu lebih utama ketimbang hasilnya.
8. Bersabar itu lebih utama ketimbang hilangnya cobaan.
9. Dzikrullah itu lebih utama dibanding ketentraman hati.
10. Wirid itu lebih utama ketimbang warid.
11. dan seterusnya.

Para sufi sering mengingatkan kita, “Carilah Istiqomah dan jangan anda menjadi pemburu karomah. Sebab nafsumu menginginkan karomah sedangkan Tuhanmu menuntutmu istiqomah. Jelas bahwa Hak Tuhanmu lebih baik dibanding hak nafsumu.”

Kenapa Kau Tuntut Tuhanmu?


Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary
“Janganlah kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tetapi tuntutlah dirimu sendiri karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah.”

Betapa banyak orang menuntut Allah, karena selama ini ia merasa telah berbuat banyak, telah melakukan ibadah, telah berdoa dan berjuang habis-habisan.

Tuntutan demikian karena seseorang merasa telah berbuat, dan merasa perlu ganti rugi dari Allah Ta’ala. Padahal meminta ganti rugi atas amal perbuatan kita, adalah wujud ketidak ikhlasan kita dalam melakukan perbuatan itu. Manusia yang ikhlas pasti tidak ingin ganti rugi, upah, pahala dan sebagainya. Manusia yang ikhlas hanya menginginkan Allah yang dicinta. Pada saat yang sama jika masih menuntut keinginan agar disegerakan, itu pertanda seseorang tidak memiliki adab dengan Allah Ta’ala.

Sudah sewajarnya jika kita menuntut diri kita sendiri, karena Allah tidak pernah mengkhianati janjiNya, tidak pernah mendzalimi hambaNya, dan semua janjinya tidak pernah meleset. Kita sendiri yang tidak tahu diri sehingga, kita mulai intervensi soal waktu, tempat dan wujud yang kita inginkan. Padahal itu semua adalah Pekerjaan Allah dan urusanNya.

Orang yang terus menerus menuntut dirinya sendiri untuk Tuhannya, apalagi menuntut adab dirinya agar serasi dengan Allah Ta’ala, adalah kelaziman dan keniscayaan. Disamping seseorang telah menjalankan ubudiyah atau kehambaan, maka si hamba menuruti perilaku adab di hadapanNya, bahwa salah satu adabn prinsipalnya adalah dirinya semata untuk Allah Ta’ala.

Karena itu Ibnu Athaillah melanjutkan:
“ Ketika Allah menjadikanmu sangat sibuk dengan upaya menjalankan perintah-perintahNya dan Dia memberikan rezeki, rasa pasrah total atas Karsa-paksaNya, maka sesungguhnya  saat itulah betapa agung anugerahNya kepadamu.”

Anugerah paling agung adalah  rezeki rasa pasrah total atas takdirNya yang pedih, sementara anda terus menerus menjalankan perintah-perintahNya dengan konsisten, tanpa tergoyahkan.
Wahb ra, mengatakan, “Aku pernah membaca di sebagian Kitab-kitab Allah terdahulu, dimana Allah Ta’ala berfirman:
“Hai hambaKu,  taatlah kepadaKu atas apa yang Aku perintahkan kepadamu, dan jangan ajari Aku bagaimana Aku berbuat baik kepadamu.

Aku senantiasa memuliakan orang yang memuliakan Aku, dan menghina orang yang menghina perintahKu. Aku tak pernah memandang hak hamba, sehingga hamba memandang (memperhatikan) hakKu.”

Syeikh Abu Muhammad bin Abdul Aziz al-Mahdawi ra, mengatakan, “Siapa pun yang dalam doanya tidak menyerahkan dan merelakan pilihannya kepada Allah Ta’ala, maka si hamba tadi terkena Istidroj dan tertipu. Berarti ia tergolong orang yang disebut dengan  kata-kata, “Laksanakan hajatnya, karena Aku sangat tidak suka mendengarkan suaranya.”. Namun jika ia menyerahkan pilihannya pada Allah Ta’ala, hakikatnya ia telah diijabahi walau pun belum diberi. Amal kebaikan itu dinilai di akhirnya…” 
---(ooo)---

Apa sih mau mu ?


Yaa Robb, sesungguhnya apa sih yang tengah Kau ajarkan padaku?
Apa sih sebenarnya mau-Mu?
Jika semua daya adalah dayaMu jika semua pujian adalah milikMU,
jika semua yang akan, yang tengah dan akan ada telah Kau tuliskan jauh sebelum doa hamba tertuju padaMu lalu apakah arti adaku?
Lalu yang mana amalku ?
Kenapa sih tak pancarkan Keindahan Mu itu tanpa henti biar aku tak terpesona dan tak lagi melirik yang lain,?
atau Kau teteskan cintaMu pada batinku biar-biar aku terbakar geloranya dan tak lagi nyaman dengan selainMu…
Kamu aneh sulit dimengerti ….kenapa …disaat ..aku asyik nikmati cinta itu
……..tiba-tiba
Kau sembunyi dan kau tebarkan selimut indahMu pada makhlukmu yang lain.
Hingga akupun jadi bimbang disaat aku terpesona dengan selimut keindahanMu yang kau tebarkan pada makhlukmu , …tiba-tiba… kau tarik slimut itu sehinggga tak lagi indah semua yang kupandang.
Apa sih mauMu kekasih??????
Kenapa Kau tarik Kau ulur Kau peluk Kau dekap Kau sembunyi lagi?
Begitu indahkah kegelisahan makhluk yang menahan rindu itu bagiMu?



By K Fadil S

Surat buat mawar ku…..


Melatiku……. Jika suatu hari engkau membaca tulisan ini…. Aku berharap engkau akan mengerti…..memahami apa dan siapa aku……..
Melatiku…..mawar kecilku….kadang betapa ingin aku..menyapamu..menemanimu setiap hari ….bercanda….dan memanjakanmu….
betapa ingin aku memelukmu hingga engkau tertidur dalam pelukanku…..tetapi….itu tak kulakukan karena aku tak ingin kelak engkau akan merasakan kepedihan manakala perpisahan itu akan datang……
Putriku…. Akan kuceritakan padamu kisah nabiyulloh Ya’qub yang ketika hatinya mulai terpaut pd Yusuf….maka…ia pun terpisah dariYusuf….,
ingatkah kamu ….tentang Ibrohim sang kholilulloh…..?. Ketika hatinya mulai terisi oleh ismail..?Dia pun mesti di uji untuk mengorbankan sang buah hatinya…….
Melatiku….tahukah kamu bahwa Dia maha pencemburu? Tak akan di ijinkanNya…tak akan pernah Dia mengijinkan siapapun menduakanNya….dan….aku tak ingin Dia cemburu padaku mau pun padamu………
Melatiku…..sungguh dalam sepi batinku….sering kupanjatjan doaku untukmu…..agar diteranginya engkau dengan cintaNya….hingga bercahaya segala yang ada padamu..bercahayalah pandanganmu dan pandangan mata hatimu….hingga engkaupun akan merasakan apa yang kurasakan.
Tenggelam dalam cahaya….

By Fadil

kerlip hening

menatap mega diatas buana ...seolah mengajarkan padaku...
bahwa hidup seolah kumpulan mega diatas sana...
kadang mesti berkumpul...kadang mesti berpisah....
menatap..dedaunan yang rimbun di pohon akasia....ada yang hijau ..ada yang kuning...bahkan ada yang gugur ditanah....
.seolah mengajarkan padaku....
seperti itulah fase hidup dari hijau pupus..hijau tua..kuning lalu gugur...
laksana fase kehidupan jalma manusia mulai bayi...remaja,..dewasa ..tua..lalu mati....
menatap lidah api yang menyala pada ranting kering dalam api unggun...
seolah perlambang amarah...keangkuhan...yang menyisakan hangus tanda kesia-siaan bagi yang membekal....jadi usah membekal dendam dan memeliharanya dalam batin kita...sobat...
menatap gemercik air...dilekukan sungai yang dingin..ditengah hutan....
seolah perlambang...waktu yang terus mengalir..secara..kontinyu...setia....pandang aliran sungai itu sobat...dia akan terus mengalir mulai kemarin ..sekarang...dan esok lusa..sementara kita yang menyaksikannya..mungkin sudah tiada..dia tetap mengalir....lalu apa makna ada kita...yang cuma sekejab saja..di banding alir sungai ini...yang mungkin sudah amat tua.....



ditulis by fadhil...waktu dipelototi syaikhu