Senin, 01 Oktober 2012

Suluk Wragul


Wragul 1


Berang-berang, jika diteliti ini raga

Belum ketemu hakikatnya

Ada atau tidakkah ia

Sebenarnya aku ini siapa

Impian beraneka ragam

Kalau dipikirkan

Akhirnya menyedihkan

Yang mustahil banyak sekali

Segala wujud di semesta ini

Tak putus-putus sama sekali



Wragul 2



Maka dengarlah perlambang ini

Ada kera hitam sedang berdiri

Di tepi sungai

Tertawa keras tak kepalang

Kepada berang-berang yang mencari makan

Siang dan malam

Terus tanpa kesudahan

Tak ingat bahwa ia diciptakan Tuhan

Yang diingat hanya makanan

Tanpa memperdulikan

Bahaya mengancam



Wragul 3



Dilalapnya apa saja ia dapatkan

Tidaklah ia memperhatikan

Tuhan Yang Maha Agung yang menciptakan

Mustahil ia tak sanggup memberi makan

Dari kehidupan hingga kematian

Apapun saja yang dikodratkan

Telah disesuaikan

Ulat dalam batu pun diberi santunan

Maka jangan hanya suntuk mencari makan



Wragul 4



Akibatnya terlupa bahwa ia ciptaan Allah

Berang-berang berkata dengan ramah

Duh kera hitam, sungguh engkau kejam

Kau paksa aku mengikutimu

Yang kata orang tanpa dipikirkan

Ya, aku terpaksa

Mencari makan, tapi tidaklah

Dengan susah payah

Sekedar semampu diriku ini

Aku tak mencari-cari



Wragul 5



Hak orang lain tak kurebut

Tak kuperhatikan bencana dan kutuk

Tak kulihat yang hidup

Demikian pulalah halnya burung elang

Mengikuti tenggiling untuk cari makan

Susah untuk memberi peringatan

Jika engkau merasa

Sebagai makhluk Tuhan adanya

Janganlah hati mendua

Tak usah campuri urusan orang lain

Karena semua punya kadar masing-masing



Wragul 6



Sudah diberi hak hidup sendiri-sendiri

Seperti juga berbagai tetumbuhan ini

Atau yang memakan dedaunan

Mengikuti takdir Tuhan

Siapa akan mengikuti kata-katamu

Siapa menuruti ajakanmu

Sedangkan di hutan tempatmu

Sang kera hitam menjawab

Tidaklah akan kuubah

Makananmu, hanya ingatlah

Kepada yang memberi makan kepadamu



Wragul 7



Perbuatlah amal kebajikan

Terpaksa harus kuberitahukan

Hal-hal yang berfaedah saja

Sekedar menunjukkan yang benar adanya

Jawab Berang-berang

Tahulah aku

Maksud omonganmu

Kau inginkan

Agar kuberi kau makan

Tapi aku tak akan tunduk kepadamu



Wragul 8



Ibarat sudah tahu kebohongannya

Mulut jujur hati berdusta

Karena memaksa harus berbuat begini

Menghormat kepada yang belum mengerti

Agar dipercaya di dunia ini

Berapa kekuatannya

Tak tahu bahwa

Dengan bertapa sesungguhnya bersembunyi

Ingin kulihat mana pendeta yang benar-benar sakti

Kalau berhasil melebihi



Wragul 9



Kelihatannya luhur dan mulia

Serba benar pembicaraannya

Tuntas luar dalamnya

Bagus penampilannya

Kena kotoran sedikitpun tak bersedia

Seperti burung elang akibatnya

Terbang tinggi

Lupa melihat kanan kiri

Begitu musuh disiasati

Selamat sampai akhir hari



Wragul 10



Apabila ibarat ikan

Ikan gegenjong yang lemah badannya

Namun tajam tajinya

Hai kera hitam

Mana kata-katamu yang benar

Yang diharamkan ditolaknya

Itu kalau sedikit jumlahnya

Dan walaupun haram

Tapi kalau ada sedikit manisnya ditutupi

Dengan amat tersembunyi



Wragul 11



Jelas itu dicampur aduk

Ada yang diucapkan dengan pura-pura

Yang terlihat tindakannya

Pujangga maupun pendeta

Sama-sama kurang budinya

Aku tahu semuanya

Sama-sama meminta-minta

Hanya satu dua yang mengamalkan

Meminta tanpa dibantah

Walaupun tidak sungguhan



Wragul 12



Kikir kalau dimintai

Lagaknya seperti pendeta sakti

Usaha seakan tak henti

Dalam hidup ini hendaklah mengerti

Upaya orang lain

Dalam hidup ini seyogianya

Tak demikian tindakannya

Di mana ada niat yang tak semestinya

Kata ahli kitab tak mau makan riba

Sebab ia pendeta



Wragul 13



Orang besar orang kecil berebut bersaing

Berupaya menggunakan akal masing-masing

Yang namanya raga manusia

Siap semuanya

Untuk beramal senantiasa

Sedangkan apa kelebihan pendeta

Sibuk mengolah ilmu pengetahuan

Rahasianya mencari pekerjaan

Berkah yang melimpah diharapkan

Jaksa pun demikian



Wragul 14



Demikianlah yang tersembunyi pada para penulis

Mencari nafkah dengan menipu mengemis

Supaya ada kaulnya

Demikian para dukun adanya

Menjual mantra

Juga para guru yang terhormat

Mengajarkan ilmu luhur

Sama saja yang diharapkan

Yaitu pengabdian murid

Seperti burung kuntul



Wragul 15



Bertapa ada tujuannya

Agar memperoleh ikan di rawa

Agar semua itu kena olehnya

Adapun yang bertapa di gunung

Tujuannya pun

Untuk memperoleh Negara

Oleh masyarakat dipercaya

Begitu yang namanya pendeta

Terus menerus bertukar pikiran

Berbuat kepercayaan dalam pemerintahan



Wragul 16



Pendapat yang benar ditentang

Mencari saksi makin kesulitan

Diuji dengan kepercayaannya

Tak tahu bahwa terlalu asyik ia

Membicarakan keburukan orang

Sementara pada dirinya sendiri tak kelihatan

Padahal kejelekannya sebesar gunung

Lagi pula ia tertarik pada rupa

Serta keanekaragaman suara yang masuk telinganya

Dari awal hingga akhir diterimanya



Wragul 17



Karena banyak orang membingungkan

Tersandunglah ia di tempat yang rata

Sembuh, tapi mati akhirnya

Yang samar dikira nyata

Yang bukan-bukan dikira mengalir

Yang duduk dikira air

Yang tidak terlihat

Senantiasa melihat cela orang lain

Sedang aku, cari makan tak sembunyi-sembunyi

Sang kera bicara gusar



Wragul 18



Ya, kamu jadinya

Mencela tingkah laku pendeta

Kalau begitu

Kamu pantas diburu

Hidupmu bagiku gambling

Merintangi pekerjaan

Kemudian sang berang-berang

Berucap : Apa maumu !

Seraya merunduk sambil menerjang

Tapi telah meloncat si kera hitam



Wragul 19



Pada dahan kayu sambil bersiaga

Sehingga mengagetkan kera-kera lainnya

Semua pun angkat bicara

Dengan bahasa lambang mereka

Marah mereka

Siapa saja yang mencela pendeta

Boleh kita mengejarnya

Sampai mati ia

Semua kera mengepung di pinggir sungai itu

Tapi berang-berang sudah tahu



Wragul 20



Ketika sudah berkumpul semua kera hitam

Berang-berang masuk ke dalam air pelan-pelan

Karena kera sebanyak itu tidaklah terlawan

Kemudian si berang-berang

Sambil makan ikan, memberi peringatan:

Kera hitam, pulanglah kau

Bersama teman-temanmu

Sebab siapa tahu si empunya datang

Yang di sungai ini ia punya larangan

Siapa tahu firasat ia dapatkan ……….



Wragul 21



Sanggupkah kau lindungi teman-temanmu ?

Maka semua kera hitampun bubar berlalu

Agaknya mereka malu

Dan sang berang-berang keluar dari air

Mengamati kiri kanan dengan rasa khawatir

Kalau-kalau masih ada kera yang belum menyingkir

Sang berang-berang berkata dalam hati

Berangan-angan ia

Kera hitam merasa suci dirinya

Mencela orang yang sedang mencari mangsa



Wragul 22



Memang perbuatan yang cemar

Adalah perbuatan melanggar

Hanya saja tak terlihat

Sungguh, cari saja yang mempunyai

Kebahagiaa, berlakulah laku sejati

Meskipun seorang pendeta

Seulung apapun ia

Jika menulis, lupa beribadah

Dirinya sendiri tak tampak olehnya

Karena orang lain saja yang dilihatnya



Wragul 23



Jadi, tingkah laku orang peroranglah

Yang merupakan makanan kesukaannya

Kelihatan bijak perbuatannya

Namanya pujangga

Yang terkandung di hati yang ditatapnya

Tapi setelah keluar darinya

Terlihat ia ingin menjiplaknya

Demikian ibarat seekor burung

Bertengger di pohon beringin yang terbalik



Wragul 24



Sementara sang berang-berang

Bersoal jawab dengan kera hitam

Turunlah burung tuhu

Menanyakan kesejatian

Mungkin selama perbincangan itu

Yang demikian yang diinginkan

Kepada kalimat tauhid amat senang

Sehingga dipertuhankan

Tak ingat yang sungguh-sungguh Tuhan



Wragul 25



Lahir dan batin, dulu dan kemudian

Baik buruk, suka dan duka

Sudah nasib manusia, tiada bedanya

Takdir Allah yang Maha Agung

Siang malam sembah puji senantiasa

Jika rahmat tak datang juga

Jika belum mencapainya

Masih ragu adanya

Berterus teranglah dalam memperolehnya

Demikian burung tuhu berkata



Wragul 26



Sudah sebulan aku berdampingan

Namun dengan gagak belum tercapai kesepakatan

Sebab semua

Yang ia makan adalah kotoran

Jadi selalu kuhindari

Tak akan aku ikuti

Yang najis

Sungguh selama hidupku

Yang halal saja makananku

Yang diajak bicara menjawab begitu



Wragul 27



Tahu semua pengetahuan

Namun tak mengerti sastra agama

Dari mana asalnya

Yang meskipun seolah telah merasuk dihati

Tak mungkin ditolak di dunia ini

Burung tuhu berujar :

Walau manis tutur katanya

Sebenarnya takhyul yang dibeberkan

Sang berang berkata : Pernah kudengar

Bahwa dalang tak pernah ditanya



Wragul 28



Pemburu tak henti berkelana

Ibarat burung bangau bertapa di rawa

Tiada lain niatnya

Kecuali mencari ikan di air

Dimakannya siang malam

Seperti bangau botak

Seperti kambing prucul

Maka orang yang menjalani laku

Jangan cepat melangkah dulu

Bertanyalah kepada yang tahu



Wragul 29



Haruslah lahir batin kalau memuji

Yang diucapkan musti dimengerti

Yang dilihat hendaknya dipahami

Juga segala yang didengar

Betapa sukar orang memuji

Maka sebaiknya carilah guru

Yakni orang yang lebih tahu

Yakni ahli ibadah

Dan memujilah hingga merasuki hati

Begitulah orang melakukan sembah puji



Wragul 30



Kalau tak tahu apa yang disembah

Hilanglah apa yang disembah

Karena sesungguhnya tak ada tirai itu

Tataplah gunung

Dan bunga dalam kesepian

Ikan tanpa mata

Wahyu sejati

Pandanglah Arjuna

Kalau bertapa tak tergoda

Oleh apa saja



Wragul 31



Ada tiga macam pepuji

Pertama melihat yang disembah

Kedua melihat rupanya

Ketiga tak melihat

Kepada sesuatu, namun

Menghadap yang disembah

Ibarat mencari

Dalang topeng yang sedang melakukan pertunjukan

Tak beda segala yang dimiliki

Berpadu satu ragawi ruhani



Wragul 32



Kalau tak begitu kafir jadinya

Yang namanya gajah, gerangan mana ia

Sejauh-jauh usiaku

Belum mengerti hal itu

Ibarat menyatukan perjalanan gajah

Dengan petualangan burung garuda

Ibarat menyatukan punggung dengan dada

Atau wayang dengan kelirnya

Tapi sesungguhnya cermin satu adanya



Wragul 33



Itu jelas sama

Yang dicari sedang tak ada

Tapi burung tuhu sedang memahaminya

Ibarat malam yang dibakar

Tak ada yang dipikirkan

Ajaran dari berang-berang

Biasanya sudah diajarkan

Jiwa yang hidup dan yang mati itu satu

Ingat bahwa engkau dikuasai Tuhanmu



Wragul 34



Seperti halnya tinta

Masih menyatu dengan tempatnya

Jangan menghindar meski mati bayarannya

Kalau hidup, hiduplah seperlunya

Selalu perhatikan guru

Jangan seperti orang bermimpi

Atau seperti burung yang disuruh berbicara

Mengikuti kata-kata

Dijadikan panutan pikirannya

Berang-berang bersiap-siap menyingkir

Burung tuhu terbang ke dahan



Wragul 35



Ketika kemudian matahari terbenam

Terdengar suara pertunjukan wayang

Tampaknya di istana

Tergetar tabirnya

Di depan kelir berada semua wayangnya

Burung tuhu tampak

Ki dalang terlihat

Yang terlihat gawang-gawangnya

Wayangnya tiada, hanya dalangnya

Padahal tabir penglihatan tidaklah ada



Wragul 36



Dalang dapat bertukar rupa

Banyak orang jatuh cinta

Menyaksikan tingkah wayangnya

Terlihat segala tingkah lakunya

Semua saling jatuh cinta

Betapa mendalam keinginan

Menatap sang dalang

Namun dicari tak ketemu

Meskipun dengan susah dan rindu



Wragul 37



Lebih-lebih jika kurenungkan ini

Dengan teliti

Betul-betul ingin bekerja

Terlalu penuh perhitungan akhirnya

Atas kekayaan orang-orang kaya

Maka kalau tak paham

Jangan ikut-ikutan

Sampai kapan demikian

Sesungguhnya engkau disuruh mencari kembali

Raga yang tersembunyi


Disarikan dan Ditulis kembali dari Suluk Pesisiran - Emha Ainun Najib

Sabtu, 11 Agustus 2012

sebuah kisah.


Diam memang adalah hal yang kadang sangat utama. Apalagi jika hal ini dipilih ketika hati sedang dilingkupi amarah yang sangat meluap .Yaa memang dengan diam kita tak memproduksi banyak kesalahan dalam berucap. Hal ini pula yang dipilih
Oleh Ayuning ketika ia mendapati diam diam suaminya tergoda wanita lain. Ayuning berharap dengan diam ia tak perlu repot mengendalikan lidahnya untuk memaki suami atau Wil Suami nya. Ayuning diam tapi bukan sekedar diam
Ia melakukan banyak penelitian tentang apa yang mungkin menjadi sebab perubahan sikap suaminya itu.Ia mengamati sikap sikapnya kalau kalau itu mungkin yang menjadi sebab perubahan itu..Tapi ia tak juga menemukan kesalahan itu pada dirinya.
Sampai akhirnya ia bertemu Darmawan ..lelaki muda yang jauh dari tampan dan kekayaan. Darmawanlah yang mengajari ia untuk diam dan bersabar.
Karena lelaki itu paling tidak mudah untuk mau disalahkan..apalagi jika ia dipergoki serta disudutkan oleh wanita yang menjadi istrinya.. Bisa bisa Ia akan lari karena malu telah ketahuan salahnya." Begitu yang dikatakan Darmawan kepadanya ketika ia memutuskan akan menyelidiki serta memergoki suaminya dg WILnya.
" Gak perlu mbak,.nanti malah tambah sakit hati Mbak, andai menyaksikan itu. Dan itu juga bukan solusi. Mending Mbak konsentrasi aja pada kegiatan memelihara serta menemani anak anak, karena merekalah yang harus dijaga dari goncangan kejiwaan yang mungkin bisa timbul jika mereka sampai tahu hal ini..Saran saya tetaplah diam. Bersabar serta terus berdoa
Agar di fahamkan apa hikmah dibalik peristiwa ini serta segera diperbaiki apa yang ada diantara Mbak dan suami.." begitu saran Darmawan pada Ayuning.
" setiap apapun pasti memiliki titik maximal. Jadi bersabar serta terus berdoa agar hal ini segera berakhir.
Dan memang benar apa yang dikatakan Dawmawan..
Suatu malam tiba tiba setelah pulang dari kantor suaminya mengambil air wudhu kemudian sholat. Sesudah itu suaminya memeluknya serta meminta maaf atas kekhilafan yang dilakukan pada Ayuning.
Suaminya bercerita tadi siang ia ditilp seorang sahabat kecilnya yang lama tak bertemu..Sahabatnya ini bercerita bahwa ia sekarang trlah gagal berumah tangga hanya gara gara pada suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita di kolam tenang yang kemudian berlanjut pada pertemuan pertemuan yang " agak khusus" Dari pertemuan demi pertemuan itulah sahabat
Suaminya jatuh iba pasalnya sang wanita ini selalu bercerita bahwa ia kerap diperlakukan kasar oleh sisuami. Sehingga terjadilah perceraian..dari rasa iba inilah sahabat suami Ayuning kemudian bertekad untuk menikahi si wanita.
Istri sang sahabat yang tak mau dimadu kemudian minta untuk berpisah sambil membawa kedua anaknya.
Awal pernikahan ini begitu menyenangkan sahabat suami Ayuning. Sampai tiga bulan kemudian barulah ia sadar kenapa mantan suami dati istri barunya itu seting berlaku kasar. Pasalnya wanita ini adalah wanita yang suka dengan kemewahan serta tak pernah puas dengan satu lelaki..selain itu ia pun sangat pemalas. Menyesal sang sahabat suami Ayuning.
Diceraikanlah wanita yg baru dinikahinya kembalilah ia kepada istri yang ditinggalkannya. Tetapi malang sang istri tak mau lagi menerima ia..Sejak itu ia lebih banyak menekuni dunia spiritual menyesali dirinya serta memohon ampunan atas dosanya.
Dalam pertemuan itu pula lelaki itu berpesan pada suaminya agar jangan sampai melakukan kesalahan yang serupa dengan dirinya. Hendaklah ia ingat kesabaran serta kebaikan si istri selama ini padanya..
Suami Ayuning rupanya tersentuh dengan cerita sahabatnya. Ia menyadari kesalahannya yang hampir memorak -porandakan rumah tangga yang selama ini telah dibangun dengan istrinya.
Ayuning sangat bersyukur dengan perubahan sang suami..Suatu hari disebuah kesempatan ia bertanya siapa nama sahabat suaminya itu. Suaminya menjawab bahwa sahabatnya itu brrnama "Darmawan"
Ayuning diam diam terkejut dalam hati..ia tak menyangka begitu mengenaskan nasib Darmawan lelaki yang selama ini banyak membantunya menasehatinya selama ini..
Di suatu siang Ayuning menerima sebuah tilp..dari Darmawan..." Mbak tidak perlu berpikir bahwa apa yang didengar suami Mbak itu kisah betulan apa tidak yang penting kisah yang saya sampaikan menghasilkan efek positif dan solusi bagi permasalahan yang membikin pusing,Mbak".
Ayuning cuma bisa diam dan menghela nafas.panjang


Malang , romadhon 2012 by aya iforbia.

Kamis, 09 Agustus 2012

munajah para pecinta Alloh

Bismillahirrohmaanirrohiim
Ilaahi...
apakah orang yang telah mencicipi manisnya cintaMu
akankah mencari pengganti selainMu...
Apakah orang yang telah bersanding disampingMu..
akan mencari penukar selainMu..?

Ilahii.....
jadikan kami diantara orang yang Kau pilih..
untuk pendamping dan kekasihMu...

yang Kau ikhlaskan untuk memperoleh cinta dan kasihMu..
yang Kau rindukan untuk datang menemuiMu..
yang Kau ridhokan (hatinya) untuk menerima qodhoMu..
yang Kau anugerahkan (kebahagiaan) melihat wajahMu
yang Kau limpahkan keridhoanMu..
yang Kau lindungi dari pengusiran dan kebencianMu.
yang Kau persiapkan kedudukan shidiq disampingMu..
yang Kau istimewahkan dengan makrifatMu
yang Kauarahkan mengabdi padaMu..
yang Kau tenggelamkan hatinya dalam iradahMu..
yang Kau kosongkan dirinya untukMu
yang Kau bersihan hatinya untuk
( diisi) cintaMu
yang Kau bangkitkan hasratnya akan karuniaMu
yang Kau ilhamkan padanya mengingatMu
yang Kau dorong padanya mensyukuriMu
yang Kau sibukkan dengan ketaatan padaMu
yang Kau jadikan dari makhlukMu yang sholeh..
yang Kau pilih untuk bermunajah padaMu
yang Kau putuskan daripadanya segala sesuatu
yang memutuskan hubungan denganMu

yaa Alloh
jadikan kami diantara orang orang yang kedambaannya adalah mencintai dan merindukanMu..
nasibnya hanya merintih dan menangis
dahi dahi mereka sujud karena kebesaranMu
mata mata mereka terjaga dalam mengabdiMu.
airmata mereka mengalir karena takut padaMu..
kalbu kalbu mereka terpesona dengan kehebatanMu..

wahai Yang cahaya kesucianNya bersinar dalam pandangan para  pecintaNya..
wahai Yang kesucian wajahNya membahagiakan hati para pengenalNya
wahai Kejaran kalbu para perindu
wahai Tujuan cita para pecinta
Aku memohon cintaMu
Dan cinta orang yang mencintaiMu..
Dan cinta amal yang membawaku kesampingMu

Jadikan Engkau lebih aku cintai daripada selainMu
Jadikan cintaku padaMu membimbingku pada RidhoMu..
Kerinduanku padaMu mencegahku dari maksiat padaMu
Anugerahkan padaku memandangMu..
Tataplah diriku dengan tatapan kasih dan sayang
Janganlah palingkan wajahMu dariku
Jadikan aku dari penerima anugerah dan karuniaMu
Wahai pemberi ijabah
Yaa Arhamarrohimiin

Dikutip:
Dari rintihan ahli bait nabi....

By : aya iforbia

Jumat, 03 Agustus 2012

pesan sang buaya

Disebuah  sungai yang cukup lebar disebuah hutan raya
hiduplah beberapa ekor buaya.
Sementara tak jauh dari hutan itu juga beranak pinak kera kera yang kadang menjadi mangsa para buaya .Tentu itu adalah kera yang sial ketika bermain terlalu dekat kesungai & atau tercebur dari batang pohon yang banyak menjulur ke atas sungai
Disuatu siang yang disertai angin yang bertiup kencang  tampaklah beberapa buaya muda bercakap cakap , dalam percakapan itu dibahas tentang strategi untuk memangsa kera kera yang tampak asyik bermain main diatas pohon yang dahannya menjulur diatas sungai.
beberapa buaya memprediksi bahwa saat ini akan terjadi angin yang bertiup sangat kencang .Tentu pada saat itu banyak kera kera yang akan tergelicir roboh, apalagi disertai kemunculan beberapa buaya yang secara serentak ,tentu akan mengakibatkan kera kera itu bertambah panik dan kemungkinan untuk jatuh ke sungai menjadi lebih besar.

Mendengar uraian itu tampak seekor buaya tua tertawa kemudian pergi dia hanya berkomentar pendek..bahwa buaya buaya itu akan gagal..lebih baik mereka tidur saja. Buaya buaya muda itu tak menggubris ucapan itu bahkan mereka beranggapan bahwa buaya tua itu malas bahkan mereka dengan sombongnya menjanjikan hanya akan memberi oleh oleh kakek buaya itu ekor kera yang terpendek.
Tanpa peduli lagi terhadap si buaya tua..para buaya muda itu berangkat berburu. Mereka mengendap endap dibawa air didekat pohon dimana banyak kera sedang bermain. Dan benarlah dugaan mereka angin bertiup begitu kencang ditambah kemunculan mereka yang mendadak para kera itu begitu panik , mereka berpegangan dengan erat pada batang dan dahan pohon..ketika angin mereda kera kera itu beranjak pergi dari pohon itu sambil mengejek para buaya itu dan melempari buaya itu dengan buah atau ranting pohon. Dengan geram para buaya itu pergi dan kembali kesarang mereka. Sesampai disarangnya mereka disambut buaya tua itu dengan senyuman yang mengejek.
Beberapa hari kemudian. Ketika suasana siang hari yang tenang dan angin bertiup semilr buaya tua tampak bergerak pergi..buaya buaya muda yang melihatnya bertanya akan kemana buaya tua itu pergi..Dengan kalem buaya tua itu menjawab bahwa ia akan berburu kera dan ia yakin akan mendapatkan mangsa. Mendengar jawaban itu tertawalah para buaya muda..mereka beranggapan dalam suasana angin yang kencang dan dalam keadaan kera itu panik saja mereka gagal mendapatkan mangsanya apalagi ini dalam keadaan yang tenang. Buaya tua itu berlalu seolah tak mendengar cemooh buaya buaya muda itu.
Sampailah buaya itu dipermukaan sungai ia melihat banyak kera asyik bermain diatas pohon yg dahannya menjulur kesungai..buaya tua bersembunyi dibawah air sambil mengawasi kera kera itu. Tak lama kemudian beberapa kera tampak asyik duduk bersandar pada batang pohon. Rupanya angin yang bertiup sepoi sepoi itu membuat mereka mengantuk..dan tertidurlah beberapa kera itu. Tak menunggu lama terjatuhlah seekor kera yang tertidur itu kedalam sungai. Buaya tua tak menyia nyiakan kesempatan itu disambarlah kera yang malang itu . Setelah kenyang memangsa si kera , buaya tua itu pulang dan membawa ekor kera itu untuk ditunjukkannya pada buaya buaya muda.
Buaya -buaya muda itu tercengang ketika melihat ekor kera yang masih berdarah . Mereka tak berani lagi meremehkan buaya tua.
Rupanya buaya tua itu memahami bahwa ketika kera kera itu dalam kesulitan atau terancam mereka lebih waspada...tetapi ketika dalam suasana yang tenang yang menyenangkan maka kewaspadaan itu akan mudah hilang. Sama halnya kadang dengan kita manusia yang begitu mudah lupa ketika berada dalam keadaan yang lebih nikmat atau menyenangkan..:-Q


By : iforbia


Senin, 30 Juli 2012

Senter Mbah Waskito

Sudah sangat lama aku memperhatikan kebiasaan Mbah Waskito seorang lelaki tua yang hidup tiga generasi dikampungku.
Dulu ketika mendiang ayahkku masih hidup beliau pernah berpesan padaku agar jangan bersikap tidak sopan terhadap mbah waskito, apalagi ikut berprasangka buruk  terhadap kelakuannya yang kadang unik..karena kata ayahku ada beberapa sikap "nyleneh" dari Mbah Waskito yang mesti difahami dengan bahasa perenungan yang khusus, baru sikapnya yang unik itu bisa difahami;sebagai sebuah pesan yang bijak.
 Berpedoman dari nasehat inilah yang membuat aku selama tiga bulan ini diam-diam memperhatikan kebiasaan ganjil mbah warsito;
 Yaa Mbah Warsito selama tiga bulan ini tak peduli siang atau malam tak pernah lupa membawa senter  ditangannya.' Yang lebih unik lagi kadang Ia menyorotkan senter yang dibawanya  ke wajah seorang yang tengah melamun di pinggir jalan,
kadang ditengah kerumunan anak-anak muda atau ibu ibu yang lagi asyik ngobrol  tiba-tiba mbah Waskito menyorotkan senternya. Pernah terjadi ketika ada dua orang yang tengah bertengkar mendadak Mbah kita ini muncul dan menyorot wajah ke dua orang itu..Tentu saja Mbah Warsito di caci maki habis-habisan oleh orang-orang itu... Dan Mbah Warsito cuma tersenyum lalu pergi dengan santainya.
Suatu ketika aku mendapat kesempatan bertemu dengannya di pinggir jalan, langsung saja ku sapa dan kucium tangannya serta kuajak mampir kerumah.
Setelah berbasa-basi sejenak  aku menanyakan kebiasaannya yang suka membawa senter itu.
Sambil tersenyum Mbah Waskito ini kemudian menerangkan bahwa senter itu adalah alat yang mampu membantu kita untuk memperhatikan lebih jelas keadaan yang ada di sekitar kita ketika suasana gelap.Sehingga kita tidak gampang terpeleset, atau salah lihat didalam gelap.
Serupa itu pulalah Akal manusia. Akal adalah anugerah Alloh untuk manusia agar tidak mudah jatuh kedalam kegelapan dorongan hawa nafsunya.
Dengan akal manusia bisa menganalisa, memilih ataupun merubah keadaan yang kurang baik atau membingungkan  dirinya.
Seperti hanya senter kadang ada yang mudah dinyalakan karena kita tahu tombol mana yang harus ditekan untuk menyalakannya.
 Tetapi ada pula yang sudah punya senter malah kebingungan ketika kegelapan datang padanya..pasalnya karena begitu paniknya ia terhadap kegelapan yang datang sampai sampai ia lupa kalau punya senter yang bisa membantunya untuk tidak terlalu bingung berada dalam kegelapan.
Aku hanya terdiam mendengar uraian Mbah Waskito..
"Tapi Mbah, Kenapa Mbah juga membawa senter itu pada siang hari?  kan itu kurang berguna karena siang hari matahari begitu terang sehingga kita tidak begitu perlu santer..?," celetukku,
" Oh itu hanya agar aku tidak lupa kalau aku punya akal.!" ,jawab Mbah Waskito kalem. sambil berlalu pergi..meninggalkanku.

--------By ayah Ifor Bia------

Makna Sebuah Titipan ~ WS Rendra





Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan
bahwa itu adalah derita.
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas,
dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:
aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…

“ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
~ WS Rendra

Cerpen A. Mustofa Bisri---Konvensi




Sungguh aku bersyukur. Sebagai dukun yang semula paling-paling hanya nyapih dan nyuwuk anak kecil monthah, rewel dan nangis terus, atau mengobati orang disengat kalajengking, kini --sejak seorang sahabatku membawa pembesar dari Jakarta ke rumah-- martabatku meningkat. Aku kini dikenal sebagai "orang pintar" dan dipanggil Mbah atau Eyang. Aku tak lagi dukun lokal biasa. Pasienku yang semakin hari semakin banyak sekarang datang dari mana-mana. Bahkan beberapa pejabat tinggi dan artis sudah pernah datang. Tujuan para pasien yang minta tolong juga semakin beragam; mulai dari mencarikan jodoh, "memagari" sawah, mengatasi kerewelan istri, hingga menyelamatkan jabatan. Waktu pemilu kemarin banyak caleg yang datang dengan tujuan agar jadi.


Tuhan kalau mau memberi rezeki hamba-Nya memang banyak jalannya. Syukur kepada Tuhan, kini rumahku pun sudah pantas disebut rumah. Sepeda onthel-ku sudah kuberikan pembantuku, kini ke mana-mana aku naik mobil Kijang. Pergaulanku pun semakin luas.

Nah, di musim pemilihan kepala daerah atau pilkada saat ini, tentu saja aku ikut sibuk. Dari daerahku sendiri tidak kurang dari sepuluh orang calon yang datang ke rumah. Tidak itu saja. Para pendukung atau tim sukses mereka juga datang untuk memperkuat. Mereka umumnya minta restu dan dukungan. Sebetulnya bosan juga mendengarkan bicara mereka yang hampir sama satu dengan yang lain. Semuanya pura-pura prihatin dengan kondisi daerah dan rakyatnya, lalu memuji diri sendiri atau menjelekkan calon-calon lain. Padahal, rata-rata mereka, menurut penglihatanku, hanya bermodal kepingin. Beberapa di antara mereka bahkan bahasa Indonesianya saja masih baikan aku. Tapi ada juga timbal-baliknya. Saat pulang, mereka tidak lupa meninggalkan amplop yang isinya lumayan.
***
Pagi itu dia datang ke rumah sendirian. Tanpa ajudan. Padahal, kata orang-orang, ke mana-mana dia selalu dikawal ajudan atau stafnya. Pakaian safari --kata orang-orang, sejak pensiun dari dinas militer, dia tidak pernah memakai pakaian selain stelan safari-- yang dikenakannya tidak mampu menampil-besarkan tubuhnya yang kecil. Demikian pula kulitnya yang hitam kasar, tak dapat disembunyikan oleh warna bajunya yang cerah lembut. Bersemangat bila berbicara dan kelihatan malas bila mendengarkan orang lain. Mungkin karena aku justru termasuk orang yang agak malas bicara dan suka mendengar, maka dia tampak kerasan sekali duduk lesehan di karpetku yang butut.

Dia cerita bahwa sebentar lagi masa jabatannya sebagai bupati akan habis. Tapi dia didorong-dorong --dia tidak menyebutkan siapa-siapa yang mendorong-dorongnya-- untuk maju mencalonkan lagi dalam pilkada mendatang. Sebetulnya dia merasa berat, tapi dia tidak mau mengecewakan mereka yang mengharapkannya tetap memimpin kabupaten yang terbelakang ini.

"Nawaitu saya cuma ingin melanjutkan pembangunan daerah ini hingga menjadi kabupaten yang makmur dan berwibawa," katanya berapi-api. "Saya sedih melihat kawan-kawan di pedesaan, meski saya sudah berbuat banyak selama ini, masih banyak di antara mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Perjuangan saya demi rakyat daerah ini khususnya, belum selesai."

"Saya sudah menyusun rencana secara bertahap yang saya perkirakan dalam masa lima tahun ke depan, akan paripurna pengentasan kemiskinan di daerah ini. Saya tahu, untuk itu hambatannya tidak sedikit." Dia menyedot Dji Sam Soe-nya dalam-dalam dan melanjutkan dengan suara yang sengaja dilirihkan. "Njenengan tahu, orang-orang yang selama ini ada di sekeliling saya, yang resminya merupakan pembantu-pembantu saya, justru malah hanya mengganggu. Sering menjegal saya. Mereka sering mengambil kebijaksanaan sendiri dengan mengatasnamakan saya. Lha akhirnya saya kan yang ketiban awu anget, terkena akibatnya. Sekarang ini beredar isu katanya bupati menyelewengkan dana ini-itu; bupati menyunati bantuan-bantuan untuk masyarakat; bupati membangun rumah seharga sekian miliar di kampung asalnya; dan isu-isu negatif lain. Ini semua sumbernya ya mereka itu."

"Namun itu semua tidak menyurutkan tekad saya untuk tetap maju demi rakyat daerah ini yang sangat saya cintai. Saya mohon restu dan dukungan Panjenengan. Saya berjanji dalam diri saya, kalau nanti saya terpilih lagi, akan saya sapu bersih sampah-sampah yang tak tahu diri itu dari lingkungan saya."

Dia menyebut beberapa nama yang selama ini memang aku kenal sebagai pembantu-pembantu dekatnya. Aku hanya mengangguk-angguk dan sesekali memperlihatkan ekspresi heran atau kagum. Sikap yang ternyata membuatnya semakin bersemangat.

"Jadi Sampeyan sudah siap betul ya?" tanyaku untuk pantas-pantas saat dia sedang menghirup tehnya.

Buru-buru dia letakkan gelas tehnya dan berkata, "Alhamdulillah, saya sudah melakukan pendekatan kepada Pak Kiai Sahil. Bahkan beliau mengikhlaskan putranya, Gus Maghrur, untuk mendampingi saya sebagai cawabup."

Kiai Sahil adalah seorang tokoh sangat berpengaruh di daerah kami. Partai terbesar di sini tak bakalan mengambil keputusan apa pun tanpa restu dan persetujuan kiai yang satu ini. Sungguh cerdik orang ini, pikirku.

"Kiai Sahil sudah memanggil pimpinan partai Anu dan dipertemukan dengan saya. Dan tanpa banyak perdebatan, disepakati saya sebagai calon tunggal bupati dan Gus Maghrur pendamping saya sebagai cawabup. Mudah-mudahan bermanfaat bagi masyarakat yang sudah lama mendambakan pemimpin yang kuat ini dan mampu mengantarkan mereka kepada kehidupan yang lebih layak."
***
Sesuai pembicaraan di telepon sebelumnya, malam itu sekda datang bersama istrinya. Sementara istrinya ngobrol dengan istriku, dia langsung menyampaikan maksud tujuannya.

"Langsung saja, Mbah; maksud kedatangan kami selain bersilaturahmi dan menengok kesehatan Simbah, kami ingin mohon restu. Terus terang kami kesulitan menolak kawan-kawan yang mendorong kami untuk mencalonkan sebagai bupati. Lagi pula memang selama periode kepemimpinan bupati yang sekarang, Panjenengan tahu sendiri, tak ada kemajuan yang berarti. Saya yang selama ini mendampinginya setiap saat merasa prihatin, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Saya harus tutup mata dan telinga bila melihat dan mendengar tentang penyelewengan atasan saya itu."

"Jadi, selama ini, Sampeyan tidak pernah mengingatkan atau menegurnya bila melihat dia berbuat yang tidak semestinya?" tanyaku.

"Ya tidak sekali dua kali," sahutnya, "tapi tak pernah didengarkan. Mungkin dia pikir saya kan hanya bawahannya. Setiap kali saya ingatkan, dia selalu mengatakan bahwa dialah bupatinya dan saya hanya sekretaris; dia akan mempertanggungjawabkan sendiri semua perbuatannya. Lama-lama saya kan bosan. Ya akhirnya saya diamkan saja. Pikir saya, dosa-dosanya sendiri."

"Tapi akibatnya kan bisa juga mengenai orang banyak?!"
"Lha, itulah, Mbah, yang membuat saya prihatin dan terus mengganggu nurani saya. Tapi ke depan hal ini tidak boleh berulang. Saya dan kawan-kawan sudah bertekad akan menghentikannya. Bila nanti saya terpilih, saya tidak akan biarkan praktek-praktek tidak benar seperti kemarin-kemarin itu terjadi. Saya akan memulai tradisi baru dalam pemerintahan daerah ini. Tradisi yang mengedepankan kejujuran dan tranparansi. Pemerintahan yang bersih. Kasihan rakyat yang sekian lamanya tidak mendapatkan haknya, karena kerakusan pemimpinnya. Saya tahu persis data-data potensi daerah ini yang sebenarnya tidak kalah dari daerah-daerah lain. Seandainya dikelola dengan baik, saya yakin daerah ini akan menjadi maju dan tidak mustahil bahkan paling maju di wilayah propinsi."

"Jadi Sampeyan sudah siap betul ya?" Aku mengulang pertanyaanku kepada bosnya tempo hari.
"Ya, mayoritas pimpinan partai saya, Partai Polan, dan pengurus-pengurus anak cabangnya sudah setuju mencalonkan saya sebagai bupati dan Drs Rozak dari Partai Anu sebagai cawabupnya. Jadi nanti koalisi antara Partai Polan dan Partai Anu. Menurut hitungan di atas kertas suara kedua partai besar ini sudah lebih dari cukup."

"Lho, aku dengar Partai Anu sudah mencalonkan bos Sampeyan berpasangan dengan Gus Maghrur?" selaku.
"Ah, itu belum resmi, Mbah. Beberapa tokoh dari Partai Anu yang ketemu saya, justru menyatakan tidak setuju dengan pasangan itu. Pertama, karena mereka sudah mengenal betul bagaimana pribadi bos saya dan meragukan kemampuan Gus Maghfur. Itu kan akal-akalannya bos saya saja. Gus Maghfur hanya dimanfaatkan untuk meraup suara mereka yang fanatik kepada Kiai Sahil."
***
Konferensi Cabang Partai Anu yang digelar dalam suasana demam pilkada, meski sempat memanas, namun berakhir dengan mulus. Drs Rozak terpilih sebagai ketua baru dengan perolehan suara cukup meyakinkan, mengalahkan saingannya, Gus Maghrur.

Drs Rozak bergerak cepat. Setelah kelengkapan pengurus tersusun, langsung mengundang rapat pengurus lengkap. Di samping acara perkenalan, rapat pertama itu juga memutuskan: DPC akan mengadakan konvensi untuk penjaringan calon-calon bupati dan wakil bupati. Drs Rozak menyatakan dalam konferensi pers bahwa selama ini partainya belum secara resmi menetapkan calon dan inilah saatnya secara resmi partai pemenang pemilu kemarin ini membuka pendaftaran calon dari mana pun. Bisa dari tokoh independen, bisa dari partai lain. Ditambahkan oleh ketua baru ini, bahwa dia sudah berkonsultasi dengan Dewan Pimpinan Pusat Partai dan diizinkan melakukan konvensi tidak dengan sistem paket. Artinya, masing-masing mendaftar sebagai calon bupati atau wakil bupati dan baru nantinya ditetapkan siapa berpasangan dengan siapa.

Tak lama setelah diumumkan, banyak tokoh yang mendaftar, baik sebagai calon bupati maupun calon wakil bupati. Termasuk di antara mereka yang mendaftar sebagai cabup: bupati lama dan sekdanya. Menurut keterangan panitia konvensi, agar sesuai dengan prinsip demokrasi, calon-calon akan digodok, dipilih, dan ditetapkan melalui pertemuan antara pengurus cabang lengkap, pengurus-pengurus anak cabang, dan organisasi-organisasi underbow partai; dengan ketentuan partai hanya akan mencalonkan satu cabup dan satu cawabup.

Semua orang menunggu-nunggu hasil konvensi partai terbesar di kabupaten itu. Maklum Partai Anu merupakan partai yang diyakini menentukan. Apalagi sebelumnya sudah ramai dan simpang siur berita mengenai calon-calon dari partai ini. Orang-orang tak ingin terus menduga-duga apakah benar partai yang katanya menyesal dulu mendukung bupati yang sekarang akan mencalonkannya lagi berpasangan dengan Gus Maghrur, putra Kiai Sahil sesepuh partai. Dan apakah sekda yang konon dicalonkan oleh Partai Polan benar akan berpasangan dengan Drs Rozak yang kini menjadi ketua Partai Anu.

Singkat cerita, konvensi berjalan dengan mulus. Sesuai kesepakatan, calon bupati dipilih sendiri dan calon wakil bupati dipilih sendiri pula. Kemudian yang terpilih sebagai cabup dipasangkan dengan yang terpilih sebagai cawabup. Hasilnya sungguh mengejutkan banyak orang, terutama bupati lama dan sekdanya. Ternyata yang terpilih dan disepakati menjadi calon-calon partai ialah Drs Rozak sebagai cabup dan Ir Sarjono, ketua Partai Polan sebagai cawabupnya.
***
"Itulah politik," kataku kepada istriku yang tampak bingung setelah mendengar ceritaku. "Untung aku tidak tergiur ketika ada yang menawariku --dan kamu ikut mendorong-dorongku-- untuk ikutan maju sebagai cawabup!" ***


Jumat, 30 Maret 2012

Munajah Orang yang bertaubat

Bismillahirrohmaanirrohiim

 Tuhanku..
kesalahan telah menutupku dengan pakaian kehinaan
Perpisahan dariMu telah membungkusku dengan jubah kerendahan
Besarnya dosaku telah mematikan hatiku

Hidupkan aku dengan ampunanMu
Wahai Cinta dan Dambaku
Wahai Ingin dan Harapku

Demi keagungan-Mu
tidak kudapatkan pengampunan dosa selain-Mu
tidak kulihat penyembuh lukaku selain-Mu
Aku pasrah berserah padaMu
Aku tunduk bersimpuh pada-Mu

Jika Kau usir aku dari pintuMu
kepada siapa lagi aku bernaung..?
Jika Kau tolak aku dari sisi-Mu
kepada siapa lagi aku berlindung..?

Celaka sudah diriku
lantaran aib dan celahku
Malang benar aku
karena kejelekan dan kejahatanku

Aku bermohon pada-Mu
Wahai Pengampun dosa yang besar
Wahai Penyembuh tulang yang patah

Anugerahkan padaku penghancur dosa..
Tutuplah untukku pembongkar cela
Jangan lewatkan aku dihari kiamat
dari sejuknya ampunan dan maghfiroh-Mu

Jangan tinggalkan aku
dari indahnya maaf dan pengampunan-Mu

Ilahi...
naungi dosaku-dosaku dengan awan rohmat-Mu
curahi cela-celaku dengan hujan  kasih-Mu

Ilahi..
Kepada siapa lagi  hamba yang lari kecuali kepada Maulanya
Adakah selain Dia yang mampu melindunginya dari Murka-Nya?

Ilahi...
sekiranya sesal atas dosa itu adalah taubat..
Sungguh demi keagungan-Mu aku adalah orang yang menyesal
Sekiranya Istighfar itu penghapus dosa
Sungguh kepada-Mu aku ini ber-istighfar
Terserah pada-Mu jua
( Kecamlah daku sampai Engkau Ridho )

Ilahi..
Dengan kodrat-Mu ampuni aku..
Dengan kasih-Mu maafkan aku
Dengan ilmu-Mu sayangi aku

Ilahii..
Engkaulah yang membuka pintu menuju maafMu kepada hamba-hamba-Mu
Kau namai itu Taubat
Engkau berfirman." Bertaubatlah Taubat nashuha "

Apa halangan orang yang lalai memasuki pintu itu setelah terbuka
Ilahi
jika jelek dosa dari hamba-Mu
baikkanlah maaf dari sisi-Mu

Ilahii
aku bukan yang pertama membantah-Mu dan Kau maaf kan
dan menolak nikmat-Mu namun tetap Kau kasihi

Wahai Yang Maha Menjawab segala pengaduan orang yang berduka
Wahai Yang Maha Pelepas derita
Wahai Yang Maha Penabur Karunia
Wahai Yang Maha Mengetahui Rahasia
Wahai Yang Paling Indah dalam menutup cela

Aku memohon pertolongan dengan karunia dan kebaikan-Mu
Aku bertawasul
Dengan Kemuliaan dan kasih-Mu
Perkenankan doaku , jangan kecewakan harapanku
Terimalah taubatku
hapuskan kesalahanku
dengan karunia dan rohmat-Mu
Wahai yang terkasih dari segala yang mengasihi


( diambil dari buku " Rintihan ahli bait Nabi")

semoga bermanfaat.




 




Selasa, 14 Februari 2012

Sebuah coretan kecil tentang Cinderella


Mungkin kalian pernah baca kisah tentang Cinderella dan sang pangeran..
 betapa bagian yang mengharu biru hati kita adalah ketika kita membaca sampai pada episode betapa kejam ibu tiri serta saudara tirinya kepada Cinderella..sehingga kita merasa begitu iba kepada cindella…
Dan kemudian kita menjadi gembira ketika kita membaca diakhir cerita sang upik abu si Cinderella  menikah dengan sang pangeran serta kemudian hidup berbahagia untuk selamanya.
Cerita ini begitu popular ..dan ketika kita kecil kita sangat senang dengan cerita ini dan tak menemukan kejanggalan dalam cerita anak-anak ini.
Setelah aku dewasa..kisah ini ternyata ku amati memiliki banyak hal yang belum terselesaikan..
Ada pertanyaan yang menggelitik fikiranku.. bagaimana nasib Cinderella ini setelah proses pernikahan nya
Apakah dia begitu saja mampu merubah kebiasaannya dari sebelum menjadi putri istana sampai ia menjadi putri istana?
Bagaimana selera makannya..cara memilih pakaiannya,..parfumnya ..hiasan rambutnya..serta teman-temannya sebelum dan sesudah menjadi putri istana..?
Berubah menjadi orang yang rendah hati dan penuh syukurkah ia ataukah ia berubah menjadi sombong dan tinggi hati?
Bagaimana sikap mertuanya..? saudara iparnya..? apakah begitu mudah semua menerima ia sebagai bagian dari keluarga elit istana…?
Atau jangan-jangan sesungguhnya ia kesulitan dengan itu semua sehingga sang pengarang  diam-diam menutup kisah ini cukup hanya dengan kalimat “ Kemudian setelah menikah Cinderella hidup berbahagia untuk selamanya” agar para pembaca kisah ini terhibur akan sang tokoh kecintaannya.
Kan bisa saja terjadi kemungkinan si Cinderella yang udik ini mengalami minder ketika bergaul dengan kolega sang suami yang elit.
Atau bisa juga terjadi beberapa dari kalangan elit ini merasa terlalu tinggi dan memandang rendah si udik ini…
Sehingga bukan tak mungkin akan terlahir sikap serta ucapan yang kasar serta membikin pedih dan dendam sang Cinderella ini?
Atau bisa juga memang terjadi penerimaan yang arif serta penuh kasih sayang dari kalangan elit ini terhadap anggota baru keluarga ini tanpa memandang dari mana asal sang pendatang..
“Semua bisa saja terjadi…!”
Pasalnya ketika aku dewasa dan menikah aku menjumpai banyak cerita dari teman serta beberapa orang yang ternyata mereka mengalami banyak masalah dengan adaptasi antara menantu dan mertua atau menantu dengan saudara ipar..dan sebaliknya..
Banyak kisah sedih terjadi akibat kisah adaptasi yang ternyata tak mudah ini..
Jika anda adalah Cinderella atau keluarga sang pangeran atau sang pangeran sendiri..
Anda bebas memilih semua kemungkinan yang akan terjadi..
Cuma saranku pilihlah kemungkinan yang paling baik…
Jika Anda adalah Cindella ..maka cobalah untuk bersabar dalam beradaptasi..walau itu memang kadang tak mudah..tapi aku yakin ..insyaalloh dengan keyakinan serta kesabaran semua akan berakhir bahagia..
Jika anda adalah sang pangeran..pahami serta jadilah moderator yang baik dalam adaptasi ini…tentu saja ini butuh kearifan serta kelembutan dan kejelian dalam memilih sikap dan kata serta situasi yang tepat untuk disampaikan pada kedua pihak agar tercapai pemahaman yang baik satu dengan lainnya
Jika anda adalah orang tua atau saudara sang pangeran…cobalah lebih arif dalam melihat proses adaptasi ini..karena hal ini tidak mudah..paling tidak jika anda bersikap bijak dalam menunggu proses adaptasi ini maka anda akan mendapatkan seorang yang sangat menyayangi serta menghormati anda..

By Ayah Bia & Ifor..

Minggu, 22 Januari 2012

Hikmah dibalik angka Nol

Anda tahu angka nol? bentuknya elips atau bulat...tengahnya kosong..
anda juga lihat garis edar bumi..mengelilingi matahari?
yap bentuknya juga elips atau bulat,...anda lihat bentuk bulan purnama atau matahari?
ketika kita belajar tentang teori valensi  atom kita dapat gambaran tentang elektron yang mengelilingi inti
bagaimana gambarnya yaa lagi-lagi elips atau bulat
pernah lihat bagaimana bentuk lintasan orang thowaf di baitulloh? 
yaa lagi-lagi elips atau bulat.
anda tahu roda ..bagaimana bentuknya lagi-lagi bulat juga...
anda tahu jumlah sudut lingkaran? yaa betul jumlahnya 360 derajat. artinya semua garis lingkaran adalah sudut
Ketika kita dulu belajartentang bilangan  desimal angka , jika angka nol diletakkan didepan disertai koma lalu diikuti angka?
ex 0,7 atau 0,007 semakin banyak angka nol dibelakang koma dan didepan angka maka bilangan itu semakin kecil...ex.: 0,00007.
sebaliknya jika angka nol diletakkan dibelakang angka maka bilangan itu akan menjadi lebih besar dari aslinya..ex: 7,..lalu letakkan angka nol dibelakang angka 7 sehingga menjadi 70

ambil angka satu.. kalikan dengan bilangan apa saja maka hasilnya adalah bilangan itu sendiri,.
lalu ambil bilangan lain gunakan sebagai pengali maka hasilnya pun berbeda-beda.
.ex:: 1 x 3. hasilnya tidak sama dengan 1x5
        2 x 3 hasilnya tidak sama dengan 2 x 6

sekarang anda coba menggunakan pengalinya dengan angka nol,
maka  hasilnya akan sama
 ex: 0 x 3 maka hasilnya akan sama dengan 0 x 5 , 0 x 9 dst
sehingga dengan menggunakan pandangan angka nol maka semua bilangan akan menjadi sama saja.
Kalaulah boleh kita sepakati bahwa angka nol berarti sama dengan hampa atau suwung...atau bukan apa-apa
atau kita dalamkan lagi  sebagai bukan siapa- siapa maka bagi siapa saja manusia yang mampu memandang hakekat bahwa dirinya bukan apa- apa , bukan siapa-siapa  maka berlakulah hukum pengalian angka nol tadi  dia tak mudah goyah , tak mudah patah..karena dalam pandangannya ........
baginya seorang pengemis ataupun pegawai kaya ataupun miskin..adalah sama saja sebagai sesama manusia..
Lebih jelasnya  bagi mereka yang mampu menggunakan angka nol ini dalam pandangan batinnya maka ia akan memandang siapa saja sebagai sama....sesama manusia..

Jika anda teliti ..biasanya ketika kita gunakan angka nol ini didalam kehidupan kita,..ketika kita sudah tanpa daya,..mulai " Sumeleh." Pasrah maka muncullah keajaiban pertolonganNya.


( tolong difahami bahwa ini adalah keterbatasan saya dalam memahami angka nol,...jika ada diantara para sahabat yang mendapatkan lebih banyak hikmah dari angka nol ..sudilah menambahkan  agar semakin luas pemahaman kita semua..)

by ayah bia & Ifor


Makanan

Setiap manusia butuh makanan bahkan bukan cuma manusia tapi seluruh makhluk hidup perlu makanan agar mereka tetap bisa hidup dan beraktifitas didalam kehidupannya.
Makanan terbagi menjadi dua garis besar.. satu makanan baik dan satunya lagi yang berbahaya bagi keselamatan manusia tersebut.
Makanan yang berbahaya kemudian dinamakan dengan haram. dan satunya lagi dinamakan halal.
Seluruh indra kita perlu makanan..
mata makanannya adalah melihat, Telinga makanannya mendengar, lisan makanannya berbicara,..kaki dengan berjalan ,tangan dengan menerima ataupun memberi.
Beberapa waktu yang lalu kita dihebohkan dengan banyaknya makanan kadaluwarsa yang beredar dipasaran...maka sibuklah dibuat pengawasan agar makanan kadaluwarsa tidak lagi  bisa beredar dipasaran,..yaa karena kita semua faham bahwa makanan  kadaluwarsa sangatlah berbahaya jika sampai termakan oleh kita....
sayangnya kita selama ini hanya fokus pada makanan fisik saja...padahal banyak makanan fikiran , makanan batin yang kadaluwarsa yang hobby kita makan,..jadinya yaa tentu saja menimbulkan ketak setabilan atau penyakit.dalam batin kita .
Contoh.. Seorang istri atau suami melihat pasangannya selingkuh atau melakukan kesalahan beberapa tahun yang lalu .
.kemudian sang  pasangan ini telah bertobat...kemudian telah berbuat baik ..tetapi kadang suami atau istri tadi menyinggung lagi masalah yang telah lalu itu...jadinya yaa ketak stabilan rumah tangga...
sang pasangan yang telah bertobat dan kemudian berbuat baik ini bisa-bisa berfikir .bahwa perbaikan yang dia lakukan untuk menebus kesalahannya selama ini ternyata sia-sia dia tetap tak dipercaya..lalu buntutnya bisa- bisa berujung pada amarah,..sedih..dst.
 Betapa banyak kita kadang memikirkan lagi sesuatu yang tidak enak yang pernah terjadi dimasa lalu ..akibatnya..rasa tak enak tadi akan muncul lagi dimasa kini..meliputi suasana batin kita dimasa kini.
Untuk itulah perlu difahami bahwa makanan kadaluwarsa memang sangat tidak baik untuk dikonsumsi .Tidak peduli itu makanan jasadiah maupun batiniah...


By Ayah ifor & Bia