Senin, 30 Juli 2012

Senter Mbah Waskito

Sudah sangat lama aku memperhatikan kebiasaan Mbah Waskito seorang lelaki tua yang hidup tiga generasi dikampungku.
Dulu ketika mendiang ayahkku masih hidup beliau pernah berpesan padaku agar jangan bersikap tidak sopan terhadap mbah waskito, apalagi ikut berprasangka buruk  terhadap kelakuannya yang kadang unik..karena kata ayahku ada beberapa sikap "nyleneh" dari Mbah Waskito yang mesti difahami dengan bahasa perenungan yang khusus, baru sikapnya yang unik itu bisa difahami;sebagai sebuah pesan yang bijak.
 Berpedoman dari nasehat inilah yang membuat aku selama tiga bulan ini diam-diam memperhatikan kebiasaan ganjil mbah warsito;
 Yaa Mbah Warsito selama tiga bulan ini tak peduli siang atau malam tak pernah lupa membawa senter  ditangannya.' Yang lebih unik lagi kadang Ia menyorotkan senter yang dibawanya  ke wajah seorang yang tengah melamun di pinggir jalan,
kadang ditengah kerumunan anak-anak muda atau ibu ibu yang lagi asyik ngobrol  tiba-tiba mbah Waskito menyorotkan senternya. Pernah terjadi ketika ada dua orang yang tengah bertengkar mendadak Mbah kita ini muncul dan menyorot wajah ke dua orang itu..Tentu saja Mbah Warsito di caci maki habis-habisan oleh orang-orang itu... Dan Mbah Warsito cuma tersenyum lalu pergi dengan santainya.
Suatu ketika aku mendapat kesempatan bertemu dengannya di pinggir jalan, langsung saja ku sapa dan kucium tangannya serta kuajak mampir kerumah.
Setelah berbasa-basi sejenak  aku menanyakan kebiasaannya yang suka membawa senter itu.
Sambil tersenyum Mbah Waskito ini kemudian menerangkan bahwa senter itu adalah alat yang mampu membantu kita untuk memperhatikan lebih jelas keadaan yang ada di sekitar kita ketika suasana gelap.Sehingga kita tidak gampang terpeleset, atau salah lihat didalam gelap.
Serupa itu pulalah Akal manusia. Akal adalah anugerah Alloh untuk manusia agar tidak mudah jatuh kedalam kegelapan dorongan hawa nafsunya.
Dengan akal manusia bisa menganalisa, memilih ataupun merubah keadaan yang kurang baik atau membingungkan  dirinya.
Seperti hanya senter kadang ada yang mudah dinyalakan karena kita tahu tombol mana yang harus ditekan untuk menyalakannya.
 Tetapi ada pula yang sudah punya senter malah kebingungan ketika kegelapan datang padanya..pasalnya karena begitu paniknya ia terhadap kegelapan yang datang sampai sampai ia lupa kalau punya senter yang bisa membantunya untuk tidak terlalu bingung berada dalam kegelapan.
Aku hanya terdiam mendengar uraian Mbah Waskito..
"Tapi Mbah, Kenapa Mbah juga membawa senter itu pada siang hari?  kan itu kurang berguna karena siang hari matahari begitu terang sehingga kita tidak begitu perlu santer..?," celetukku,
" Oh itu hanya agar aku tidak lupa kalau aku punya akal.!" ,jawab Mbah Waskito kalem. sambil berlalu pergi..meninggalkanku.

--------By ayah Ifor Bia------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar